Pages

Minggu, 15 Juni 2014

AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN 1



LAPORAN PRAKTIKUM
AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN I
TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq ) DAN
TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis)





FIRMAN SYAH
124110193


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014

AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN I
TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq )

OLEH :
FIRMAN SYAH
114210020


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinMbO0vTpHVhfDmXleElWa2RJJRNmAbostYOh-6wAFDEnt40w9OjpZcs_ZKM5IacG1XoDjBBdsYgNViMMKaTRHXFbDS2nbCthdamIEoz1SX1A-oKMDHYq8CHW47bEkn3N1Cdl3MIHiKjt/s1600/225px-Universitas_Islam_Riau.png



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014



AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN I
TANAMAN KELAPA SAWIT ( Elaeis guineensis Jacq )


OLEH :

NAMA                                   : FIRMAN SYAH
NPM                                       : 124110193
PROGRAM STUDI             : AGROTEKNOLOGI       


MENYETUJUI

Dosen Pengasuh                                                        Asisten Dosen



        ( Ir.Ernita,MP )                                                  (  Nur Samsul Setiawan,SP )



 

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan atas kahadirat sang khaliq, Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Dasar-Dasar Agronomi Tanaman Perkebunan 1 kelapa sawit, tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada Ir. Hercules Gultom,MP selaku dosen pengasuh dan Kakanda Nur samsul setiawan,SP selaku asisesten dosen yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan dan penulisan laporan pratikum ini, dan tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak termasuk Fakultas Pertanian yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta teman-teman  yang ikut membantu  penulisan laporan pratikum ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan pratikum ini. Tapi mungkin terdapat beberapa kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan pratikum ini. 

                                                                                                Pekanbaru,06 Juni 2014

                                                                                    Penulis,




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
I.       PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Tujuan Pratikum............................................................................................. 2
II.    TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODA.................................................................................. 9
A.    Waktu dan Tempat........................................................................................ 9
B.     Alat dan Bahan.............................................................................................. 9
C.     Pelaksanaa...................................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 10
V.       PENUTUP......................................................................................................... 16
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 16
B.     Saran.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17
LAMPIRAN.............................................................................................................. 18





DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                       Halaman
I. Jadwal Pratikum..................................................................................................... 18
II. Dokumentasi......................................................................................................... 19












PRATIKUM I
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)
I. PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun untuk menghasilkan pertumbuhan yang sehat dan jagur serta menghasilkan produksi yang tinggi memerlukan persyaratan tumbuh. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 12 - 14 bulan dan panen yang secara ekonomis adalah pada saat tanaman berumur 2,5 tahun.
Program pengembangan dan pembangunan perkebunan kelapa sawit dengan pola kemitraan sangat menguntungkan bagi berbagai aspek, baik ekonomi, social, maupun lingkungan.Ditinjau dari aspek ekonomi, perkebunan kelapa sawit dapat mendukung industry dalam negeri berbasis produk berbahan dasar kelapa sawit. Selain itu dengan terbangunnya banyak sentra ekonomi di wilayah baru akan mendukung pembangunan ekonomi regional. Ditinjau dari aspek social, terjadinya penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar dan memperkecil kesenjangan pendapatan petani dengan pengusaha perkebunan.
Dari aspek lingkungan, adanya pengembangan dan pembanggunan perkebunan kelapa sawit dilahan yang telah lama terbuka dan tidak produktif akan merehabilitasi lahan kritis dan marginal dalam skala yang luas. Selain itu, terbangunnya perkebunan yang luas akan menambah ketersediaan oksigen serta sekaligus menyerap karbon. Perkebunan kelapa sawit  yang luas juga dapat mendukug fungsi hidroorologis, yaitu kemampuan untuk menyerap air pada musim hujan serta melepasnya secara bertahap pada musim kemarau.
Ekspor minyak ( CPO ) dan minyak ( PKO )masing – masing 576 ton dan 850 ton ( dari tahun 1919 hingga 1923 ) pada masa ini, permintaan minyak sawit di pasaran dunia memang sedang meningkat sejalan dengan makin berkembangnya industry di Eropa, beberapa prestasi bagus memang kemudian diraih oleh perkebunan besar kelapa sawit.
Areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia bertambah luas ( pada tahun 1916 seluas 1.272 ha, sedangkan tahun 1938 bertambah luas menjadi 92.307 ha ), lalu banyak didirikan pabrik pengolahan kelapa sawit yang modern dan balai – balai penelitian kelapa sawit, sehingga teknis budidaya dan managemen perkebunan bukan lagi suatu masalah,  namun perkebunan kelapa sawit pernah mengalami perhentian produksi, pada masa pendudukan jepang di Indonesia, karena jepang lebih mengutamakan tanaman pangan dari pada tanaman industri, untuk kebutuhan logistik perang, selama masa pendudukan jepang di Indonesia, kelapa sawit kehilangan 16% dari lahan perkebunannya.
B.  Tujuan
1.    Tujuan dari praktek Agronomi Tanaman Perkebunan adalah agar mahasiswa mengerti dan memahami cara-cara membudidayakan tanaman sawit Khsusunya dalam bidang perkebunan.
2.    Tujuan lain adalah menambah pengalaman untuk mahasiswa untuk kedepanya. Agar mudah jika kedepannya mahasiswa bekerja di perusahaan perkebunan baik perkebunan Karet maupun perkebunan kelapa sawit.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Asal tanaman kelapa sawit (Elaeis giuneensis jack.) secara pasti belum bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Guenia,1997 )
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak nabati merupakan produk utama yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya per hektar mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton per tahun), tingkat produksi ini termasuk tinggi.( antonim ,1998 )
Minyak nabati yang dihasilkan dai pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kernel oil) yang tidak berwarna (jernih). CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan (minyak goreng dan margarin), industri sabun, baja, tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar  alternatif
(suyitno , 1995).
Komoditi perkebunan memiliki peranan yang nyata dalam memajukan perekonomian dan pertanian di Indonesia. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya taraf hidup petani, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan devisa negara. Salah satu komoditas perkebunan penting di Indonesia adalah kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan primadona ekspor non migas, oleh karena itu komoditi ini selalu menjadi pilihan banyak pengusaha untuk menanamkan modalnya.Perkebunan kelapa sawit di Indonesia dimulai sejak tahun 1911 di Sumatra Utara.
Sejak saat itu perkebunan kelapa sawit mengalami banyak kemajuan sampai dengan pecahnya perang pasifik pada tahun 1940. Kemajuan perkebunan kelapa sawit ini didukung oleh lembaga-lembaga penelitian yang telah berdiri sampai dengan sekarang ini.
Ke1apa sawit bukan tanaman asli Indonesia namun saat ini kelapa sawit menjadi salah satu sumber daya pangan, pemasok kebutuhan minyak nabati nasional menggantikan ke1apa (Cocos nucifera). Di Indonesia minyak kelapa sawit mentah mulai dipergunakan sebagai bahan minyak goreng pada tahun 1980 ketika terjadi kelangkaan minyak goreng.
Produk utama kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan buahnya yang menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit). Industri olahan minyak kelapa sawit dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu dalam industri pangan (misalnya pembuatan minyak goreng, lemak pangan, margarin, kue, es krim, dan permen) dan dalam industri non pangan (misalnya pembuatan sabun, detergen, dan surfaktan, pelunak, pelapis, ramuan komponen karet, pelumas, dan kosmetik.
Pada saat ini telah dikenal beberapa varietas unggul kelapa sawit yang dianjurkan untuk ditanam di perkebunan. Varietas-barietas unggul tersebut dihasilkan melalui hibridisasi atau persilangan buatan antara varietas Dura sebagai induk betina dengan varietas Pisifera sebagai induk jantan. Terbukti dari hasil pengujian yang dilakukan selama bertahun-tahun, bahwa varietas-varietas tersebut mempunyai kualitas yang lebih baik dibandingkan varietas lainnya.
PT. Sampoerna Agro Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri kelapa sawit. Pelaksanaan pembudidayaan yang telah bertahun-tahun ini membuat perusahaan telah berpengalaman dalam pengembangan, pendekatan sosial dan lingkungan. Selain itu, luas areal yang dimiliki oleh perusahaan tersebut membuktikan bahwa perusahaan tersebut terus berkembang seiring dengan waktu Tanaman kelapa sawit berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Tanaman kelapa sawit (Elaies guineensis Jacq) termasuk anggota famili Palmae yang merupakan golongan tanaman keras penghasil minyak nabati. Berdasarkan taksonominya, tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam divisi Tracheophita, kelas Angiospermeae, subkelas Monocotyledoneae, ordo Cocoideae, famili Palmae, subfamili Elaeis, spesies Elaies guineensis Jacq.
Kelapa sawit termasuk tanaman berumah satu (monocious) yaitu tanaman yang memiliki bunga jantan dan bunga betina dalam satu tanaman. Kedua jenis bunga tersebut keluar dari ketiak pelepah daun dan berkembang secara terpisah. Bunga dapat menyerbuk sendiri maupun menyerbuk bersilang. Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri atas akar, batang, dan daun, sedangkan bagian generatif yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan adalah bunga dan buah.
Deli Dura merupakan induk bagi sebagian besar tanaman kelapa sawit komersial yang saat ini ditanam di dunia. Material genetik lain yang dimiliki PPKS merupakan hasil introduksi dari Afrika maupun Amerika Selatan. Salah satu material yang diintroduksi dari Zaire adalah Tenera/Pisifera Binga, dilakukan pada 1987 oleh Balai Penelitian Perkebunan Medan. Material ini akan menjadi fokus penelitian pada 2006 untuk tujuan karakterisasi dan eksploitasi, mengingat mempunyai prospek dan potensi untuk dikembangkan terutama dari karakter kandungan minyak yang tinggi dan pertumbuhan meninggi yang lambat.
Kegiatan karakterisasi mengacu pada Descriptor for Oil Palm. Karakter yang diamati adalah seluruh bagian tanaman yang dapat diidentifikasi sebagai pembeda dengan tanaman kelapa sawit lain. Pembeda yang dimaksud harus mengacu pada kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas. Hal ini merupakan standar yang ditetapkan oleh Kantor Pusat PVT Jakarta untuk pengajuan koleksi yang akan dilindungi, sedangkan keragaan hasil silang balik antara Elaeis oleifera dan Elaeis guineensis antara lain laju pertumbuhan meninggi yang lambat pada beberapa persilangan yang terbaik, yaitu berkisar antara 30-40 cm/thn, kemudian memiliki karakter tajuk kecil sehingga dapat ditanam dengan densitas tinggi per hektar, memiliki kualitas minyak yang cukup baik jika ditinjau dari kandungan oleat, asam lemak tidak jenuh, beta karoten yang lebih tinggi dibandingkan Elaeis guineensis, dan apabila ditinjau dari hasil analisis pada satu populasi silang balik generasi pertama maka dapat ditemukan rerata kandungan beta karoten lebih tinggi dari 1000 ppm, bahkan nilai tertinggi dapat mencapai 2118.63 ppm                         
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada daerah tropikal basah di sekitar lintang utara-selatan 12° pada ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000-2500 mm/tahun, tidak memiliki defisit air, suhu optimal adalah 24-28° C dengan suhu minimum 18°C dan maksimal 32°C, kelembaban udara 80%, penyinaran matahari 5-7 jam/hari dan kecepatan angin 5-6 km/jam. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol, organosol dan alluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit yaitu memiliki solum setebal 80 cm, tekstur ringan, memiliki pasir 20-60%, debu 10-40%, dan liat 20-50%, kemudian memiliki perkembangan struktur baik, konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang, pH tanah sekitar 5-5½, dan memiliki kandungan unsur hara dalam tanah yang tinggi
.
Benih kelapa sawit mengalami dormansi (keadaan sementara istirahat tanaman) yang cukup panjang. Diperlukan aerasi yang baik dan temperatur yang tinggi (400 C selama 80 hari) untuk memutuskan masa dormansi agar bibit dapat berkecambah. Pada proses perkecambahan diperlukan kelembaaban 60-80 % dengan temperatur 35 oC. Curah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, optimal 2.000-3.000 mm/tahun. Kelapa sawit tumbuh baik pada tanah dengan struktur gembur atau remah yang cukup tebal lapisannya dan banyak mengandung humus dan mineral. Permukaan air tanah harus cukup dalam, sebab perakaran kelapa sawit tidak berkembang baik pada air tanah yang dangkal.
Pengolahan tandan buah segar sampai diperoleh minyak sawit kasar (Crude Palm Oil, CPO) dan inti sawit dilaksanakan melalui proses yang cukup panjang. Secara ringkas urutan pengolahan kelapa sawit yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a)    Pengangkutan buah dari kebun ke pabrik
b)   Perebusan buah (sterilisasi)
c)    Pelepasan buah (stripping) dari tandan dan pelumatan (digesting)
d)   Pengeluaran minyak (ekstraksi)
e)    Pemurnian dan penjernihan minyak (klarifikasi)
f)    Pemisahan biji dari sisa-sisa daging buah
g)   Pengeringan dan pemecahan biji
h)   Pemisahan inti dari cangkang
Pembibitan kelapa sawit biasanya memerlukan waktu selama 12 bulan sampai siap ditanam ke lapangan, yang terdiri dari 2 tahap yaitu 3 bulan pembibitan awal (pre-nursery) dan 9 bulan pembibitan utama (main-nursery) kemudian pembibitan dilakukan pemupukan dengan dosis yang ditentukan. (Siregar dan Purba,1992).
Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan budidaya kelapa sawit. Kegiatan ini memerlukan teknik tersendiri untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Hasil panen utama dari tanaman kelapa sawit adalah buah kelapa sawit, sedangkan hasil pengolahan buah adalah minyak sawit. Proses pemanenan pada tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat pengumpulan hasil (TPH) serta ke pabrik. Pelaksanaan pemanenan perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak yang baik. Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi dan system panen, serta mutu panen.












III. BAHAN DAN METODE
A.  Waktu dan tempat
Praktikum Agronomi Tanaman Perkebunan ini  dilaksanakan bertempatan di PTPN V PKS sungai pagar Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Sedangkan untuk praktek persemaian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas pertanian Universitas Islam Riau tepatnya dilahan sawit.
Praktikum teknologi pasca panen dilaksanakan pada tanggal 24 April 2014, mulai dari jam 08’00 WIB berangkat dari Fakultas pertanian Universitas Islam Riau dan sampai dilokasi pada pukul 09’30 WIB lalu langsung dimulai proses praktikum dengan dibimbing oleh perwakilan dari PKS PTPN V Sei,Pagar.sedangkan waktu untuk persemaiannya sawit tanggal 7 juni 2014 jam 13.00-14.30.
B.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktek ini adalah
Ø Cangkul
Ø Polybag
Ø Pisau
Ø Kayu alas pembuka kulit biji sawit
Sedangkan bahan yang digunakan adalah :
Ø Biji sawit
C. Pelaksanaan Pratikum
1. Persiapan tempat
Sebelum dilaksanakannya praktikum untuk persemaian,lahan pertanian universitas islam riau sebagai tempat melaksanakan praktikum pertama sekali polybag yang diisi tanah sebagai media untuk tanam 27 polybag,
2. Pembibitan
Biji sawit yang sudah dikupas dari serabut  langsung ditanam didalam polybag dengan cara pada biji sawit terdapat mata sawit yang arah penanamannya mata mengarah keatas.
3. Penanaman.
Penanaman di lakukan dengan cara pada biji sawit terdapat mata sawit yang arah penanamannya mata mengarah keatas.


















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Pre nursery ( Pembijian )
1.    Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam praktek ini antara lain
Ø Pisau
Ø Polibag yang sudah berisi tanah
Bahan yang di pakai adalah:
Ø Biji kelapa sawit
2.    Pelaksanaan
Sediakan polybag sebanyak 27 dan 27 buah sawit, lalu kupas lapisan luarnya dengan menggunakan pisau sampai biji dalamnya tampak. Langsung letakan kedalam polybag yang telah bersisi tanah.
Secara tepat tindakan perlakuan biji adalah :
Ø Sediakan biji kelapa sawit yang masih bagus.
Ø Lalu kupas sampai bersih.
Ø Umur kecembah selama enam bulan.
B.  Pembahasan di PTPN V Sei.Pagar
Sasaran pembibitan adalah menyediakan bibit kelapa sawit yang superior dan siap di tanam di perkebunan.Selain itu, kegiatan ini memastikan ketersediaan bibit dalam jumlah yang cukup, berkualitas dan tepat waktu dengan biaya yang rasional.Kondisi bibit yang superior, baik secara genetic maupun fenotipe, merupakan satu jaminan untuk mendapatkan produktivitas yang tinggi.
Metode pembibitan kelapa sawit biasanya menggunakan polybag nursery (bibit ditempatkan dalam polibag).

1.    Bahan Tanam
Bahan tanam merupakan faktor penentu keberhasilan  pembibitan dan pembangunan kebun secara keseluruhan. Bahan tanam adalah benih kelapa sawit unggul.Calon bibit harus dihasilkan dan dikecambahkan oleh lembaga resmi yang ditunjuk oleh pemerintah.
2. Pembibitan Awal
Pembibitan awal (pre nursery) merupakan tempat kecambah kelapa sawit (germinated seeds) di tanam dan di pelihara hingga umur tiga bulan.Selanjutnya, bibit tersebut dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery). Pembibitan pre nursery dilakukan selama 2-3 bulan, sedangkan pembibitan pada  main nursery selama 10-12 bulan. Bibit akan siap ditanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di pre nursery dan 9-11 bulan di main nursery).
Kegiatan-kegiatan pre nursery meliputi:
Ø Pemilihan lokasi yang sesuai persyaratan
Ø Pemesanan kecambah
Ø Penyiapan babybag
Ø Penanaman kecambah
Ø Pembuatan naungan
Ø Penyiraman dan penyiangan
Ø Pemupukan
Ø Proteksi dan seleksi
Ø Pengangkutan bibit
Kegiatan-kegiatan main nursery meliputi:
Ø Penentuan lokasi
Ø Pembuatan lay out dan pancang
Ø Pembuatan jaringan irigasi
Ø Penyiapan polybag
Ø Penanaman
Ø Penyiraman dan penyiangan
Ø Pemupukan
Ø Pengendalian hama dan penyakit
Ø Penyeleksian
Ø Pengangkutan bibit
D. Persiapan lahan dan penanaman kelapa sawit
1. Persiapan Lahan
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam persiapan lahan adalah:
a. Menentukan jenis lahan
b. Menentukan system pembukaan lahan
c. Menentukan tahapan pembukaan lahan
d. Melakukan konservasi lahan
e. Membuat manajemen waktu
2. Penanaman
Adapun hal-hal yang berkaitan dengan penanaman adalah:
a. Pembuatan ajir (tiang pancang)
b. Pembuatan lobang tanam
c. Penanaman bibit kelapa sawit
d. Penanaman tanaman penutup tanah (kacang-kacangan)
E. Pemiliharaan kelapa sawit
1. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Adapun hal-hal yang perlu dikerjakan dalam pemeliharaan tanaman kelapa sawit pada masa belum menghasilkan adalah:
a. Penyulaman
b. Penyiangan
c. Pengendalian hama dan penyakit tanaman
d. Pemupukan
e. Kastrasi
2. Tanaman Menghasilkan
Adapun hal-hal yang perlu dikerjakan pada tanaman menghasilkan adalah:
a. Penyiangan
b. Sanitasi
c. Polinasi
d. Pemupukan
e.  Pengendalian hama dan penyakit tanaman
F.   Panen
Panen merupakan salah satu factor penting yang menetukan kualitas dan kuantitas produksi.Tanaman kelapa sawit umumnya sudah mulai di panen pada umur tiga tahun di kebun.Pekerjaan panen meliputi pemotongan tandan buah masak, pengutipan brondolan, dan pengangkutan ke TPH.
1.    Persiapan Panen
Persiapan panen berkaitan dengan penyediaan tenaga kerja dan alat-alat panen yang diperlukan, kegiatan awal lainnya dalam persiapan panen adalah pembuatan atau peningkatan mutu jalan, karena jalan merupakan factor penunjang yang penting dalam pengangkutan hasil dari kebun ke pabrik. Akses jalan yang perlu disiapkan untuk proses panen diantaranya jalan penghubung (jalan utama), jalan produksi, jalan control, dan jalan pikul (pasar).
2. Keberhasilan Panen
Keberhasilan penen sangat ditentukan dari hasil produksi kebun, meliputi tandan, minyak dan inti sawit. Keberhasilan panen dipengaruhi oleh persiapan panen yang baik dan efektif, mulai dari  kodisi jalan, tenaga kerja, alat-alat yang digunakan, waktu memulai panen, pemahaman kriteria matang tandan dan  cara pemanenan.
3. Pelaksanaan Panen
Sistem panen tergantung pada jenis tenaga kerja pemanen (harian atau borongan), karyawan harian tetap (KHT) atau karyawan harian lepas (KHL). Pelaksanaan panen dibedkan atas dua sistem
a. Sistem Giring
Sistem panen yang seluruh hasil panennya ditempatkan disatu lokasi panen secara bersamaan, sehingga masing-masing pemanen bias memanen di tempat yang berbeda. Sistem ini cocok untuk pemanen dengan potensi produksi yang tinggi.Kelebihan sistem giring adalah pekerjaan lebih cepat selesai karena selalu di awasi mandor.
b. Sistem Tetap
Sistem yang masing-masing pemanennya ditempatkan dilokasi panen tertentu, sehingga masing-masing pemanen selalu memanen di tempat yang sama. Sistem ini lebih sesuai untuk pemanen borongan yang potensi produksinya rendah.Kelebihn sistem tetap adalah lebih teliti dan tidak memengaruhi fisiologis tanaman.



V. PENUTUP
A.  Kesimpulan
Tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, telah menyebar keseluruh Negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup tinggi dan sangat penting di Indonesia. Serta cara budidaya yang tepat, membuat propek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup menjanjikan, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Karena itu, sebagai Negara tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal maupun skala perkebunan rakyat.
B.  Saran
Untuk pratikum ini sudah bagus dan jadwal sudah teratur , dan untuk ke depan nya supaya bisa lebih baik lagi dari pada sebelum nya.tanamn sawit sangat bagus hidupnya terutama didaerah riau ini,tapi jangan salah karena tanaman sawit ini bisa menghabiskan air yang diserap per harinya 12 liter








DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., 2004.Dasar Nutrisi Tanaman, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Bahman, J. dan M. Chairani. 2005. Proses Produksi Bahan Tanam Kelapa Sawit. PPKS.Medan 


AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN I
BUDIDAYA TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis)

OLEH :
FIRMAN SYAH
114210020


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinMbO0vTpHVhfDmXleElWa2RJJRNmAbostYOh-6wAFDEnt40w9OjpZcs_ZKM5IacG1XoDjBBdsYgNViMMKaTRHXFbDS2nbCthdamIEoz1SX1A-oKMDHYq8CHW47bEkn3N1Cdl3MIHiKjt/s1600/225px-Universitas_Islam_Riau.png



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014



AGRONOMI TANAMAN PERKEBUNAN I
BUDIDAYA TANAMAN KARET (Hevea brassiliensis)


OLEH :

NAMA                                   : FIRMAN SYAH
NPM                                       : 124110193
PROGRAM STUDI             : AGROTEKNOLOGI       


MENYETUJUI

Dosen Pengasuh                                                        Asisten Dosen



        ( Ir.Ernita,MP )                                                  (  Nur Samsul Setiawan,SP )


 
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan atas kahadirat sang khaliq, Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Dasar-Dasar Agronomi Tanaman Perkebunan 1 tanaman karet, tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada Ir. Hercules Gultom,MP selaku dosen pengasuh dan Kakanda Nur samsul setiawan,SP selaku asisesten dosen yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan dan penulisan laporan pratikum ini, dan tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak termasuk Fakultas Pertanian yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta teman-teman  yang ikut membantu  penulisan laporan pratikum ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan pratikum ini. Tapi mungkin terdapat beberapa kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan pratikum ini. 

                                                                                                Pekanbaru,06 Juni 2014

                                                                                    Penulis,




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iii
I.       PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Tujuan Pratikum............................................................................................. 2
II.    TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODA.................................................................................. 5
A.    Waktu dan Tempat........................................................................................ 5
B.     Alat dan Bahan.............................................................................................. 5
C.     Pelaksanaa...................................................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 7
V.       PENUTUP......................................................................................................... 10
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 10
B.     Saran.............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 11
LAMPIRAN.............................................................................................................. 12





DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                       Halaman
I. Jadwal Pratikum..................................................................................................... 20
II. Dokumentasi......................................................................................................... 21











PRATIKUM II
BUDIDAYA TANAMAN KARET ( Hevea brassiliensis )
I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Tanaman karet termasuk famili Euphorbiaceae atau tanaman getah-gatahan. Dinamakan demikian karena golongan famili ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak mengandung getah (lateks) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan tanaman terlukai. Mengingat manfaat dan kegunaannya, tanaman ini digolongkan ke dalam tanaman industri.      
Sesuai dengan nama latin yang disandangnya tanaman karet (Hevea brassiliensis) berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Asia menggunakan pohon-pohon lain yang juga menghasilkan getah. Sebagai penghasil lateks, tanaman karet dapat dikatakan merupakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran.
Sejak berabad-abad yang lalu karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional oleh penduduk asli di daerah asalnya, yakni Brasil – Amerika Selatan. Akan tetapi meskipun telah diketahui penggunaannya, oleh Columbus dalam pelayarannya ke Amerika Selatan pada akhir abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang-orang Eropa. Karet tumbuh secara liar di lembah-lembah sungai Amazon dan secara tradisional diambil getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam berbagai keperluan, antara lain sebagai bahan untuk menyalakan api dan “bola” untuk permainan.
Sistem perkebunan karet muncul pada abad ke-19. Akan tetapi, sistem pekebunan di Asia Tenggara tidak terjadi sebelum akhir abad ke-19, ketika permintaan menuntut perluasan sumber penawaran. Sistem ini diperkenalkan oleh beberapa ahli tumbuh-tumbuhan di Inggris. Pada tahun 1870 tanaman karet berkembang baik di Jawa dan Burma, akan tetapi tanaman ini memakan waktu antara penanaman dengan masa produksi.
Dewasa ini, luas areal tanaman karet mencapai 3,04 juta hektar, dimana 83,4 % (92,54 juta hektar) adalah karet rakyat. Oleh karena itu, selain sebagai sumber devisa, karet rakyat juga memiliki arti sosial yang sangat penting karena mendukung lebih dari 10 juta jiwa keluarga petani yang mengusahakan komoditas ini. Walaupun demikian, produktivitas karet rakyat saat ini masih tergolong rendah, yakni hanya sekitar 300-400 kg karet kering per hektar per tanah.
Pada awalnya seluruh karet dikumpulkan dari tanaman liar, awalnya karet dari Brazil, tetapi ada juga dari daerah lain dalam jumlah perbandingan yang kecil. Karena permintaan yang bertambah dan lebih cepat dibandingkan persediaan yang ada dan harga yang melambung tinggi. Ini memungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap pengeksporan benih, dan pohon karet pun diperkenalkan kepada kerajaan-kerajaan kolonial di bagian dunia lain.
B.  Tujuan
1. Tujuan dari praktek Agronomi Tanaman Perkebunan adalah agar mahasiswa mengerti dan memahami cara-cara penyadapan  tanaman karet
2. Agar Mahasiswa mengetahui perbanyakan tanaman karet baik secara generatif maupun vegetatif
3. Salah satu syarat mata kuliah Agronomi Tanaman Perkebunan I.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Setiawan dan Andoko (2005), dalam kerajaan tanaman atau sistem klasifikasi kedudukan tanaman karet adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae                                    
Divisio             : Spermatophyta
Subdivisio       : Angiosperma
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Euphorbiales
Family             : Euphorbiaceae
Genus              : Hevea
Spesies            : Hevea brassiliensis Muell. Arg
Sistem perakarannya padat/kompak, akar tunggangnya dapat menghujam tanah hingga kedalaman 1-2 meter, sedangkan akar lateralnya dapat menyebar sejauh 10 meter. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang, akar ini mampu menopang batang tanman yang tumbuh tinggi dan besar (Syamsulbahri, 1996).
Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah Utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks (Tim Penulis PS, 2008).
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3 – 20 cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3 – 10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing. Tepinya rata dan gundul (http://deptan.disbun.com, 2010).
Karet termasuk tanaman sempurna karena memiliki bunga jantan dan betina dalam satu pohon, terdapat dalam malai payung dan jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk lonceng dan di ujungnya terdapat lima tajuk yang sempit. Bunga betina berambut vilt dengan ukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan jantannya dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Organ kelamin  jantan berbentuk tiang yang merupakan gabungan dari sepuluh benang sari (Setiawan dan Andoko, 2005).
Buah beruang tiga, jarang yang beruang 4 hingga 6 diameter buah 3-5 cm dan terpisah 3, 4, 6. Coci bekatup dua, pericarp berbentuk endokarp berkayu. Biji besar. Bulat persegi empat, tertekan pada satu atau dua sisinya, berkilat, berwarna coklat muda, dengan noda-noda cokelat tua, panjang 2-3,5 cm dan lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 1,5-2,5 cm (Sianturi, 2001).









III. BAHAN DAN METODE
A.  Waktu dan Tempat
Waktu pelaksanaan praktikum Agronomi Tanaman Perkebunan karet di laksanakan 07 Juni 2014 hari sabtu Siang tepatnya pukul 13.00 sampai dengan pukul 14.30 wib.
Pelaksanaan praktikum Agronomi Tanaman Perkebunan dilaksanakan di kebun percobaan Universitas Islam Riau, Fakultas Pertanian, tepatnya di belakang kampus. Untuk pelaksanaan penyadapan di lakukan di lahan kebun karet yang sudah menghasilkan latek. Sedangkan praktek menempel di lakukan di kebun perkecambahan.
B. Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam pratikum agronomi tanaman perkebunan ini yaitu :Cangkul,Garu,Kamera,Alat tulis,Meteran,Plastik Pembungkus es untuk okulasi pisau ,Parang,Pisau penyadap karet,polybag.Sedangkan Bahan yang digunakan yaitu : Biji karet 20 Biji,Pohon Karet yabg Tingginya 1-2 meter untuk okulasi,mata entris untuk okulasi.
C. Pelaksanaan Pratikum
1. Persiapan Lahan
Sebelum dilaksanakannya praktikum untuk persemaian,lahan pertanian universitas islam riau sebagai tempat melaksanakan praktikum harus di bersihkan sehingga tempat pelaksanaan pratikum ini siap di pakai untuk pelaksanaan praktikum.
Untuk penyadapan digunakan pohon karet yang sudah tumbuh dan sudah menghasilkan lateks atau getah karet sehingga mempermudah dalam pelaksanaannya
2. Pembibitan
Biji karet sudah ada langsung ditanam dibedengan yang sudah dibuat dengan jarak tanam 5x5 cm kemudian ditutupi dengan serasah tanaman yang kering
3. Penanaman.
Penanaman di lakukan dengan cara meletakan biji karet dibedengan dengan jarak 5x5 cm dan matanya mengarah kematahari terbit.kemudian ditutup dengan serasah












IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Pembibitan Tanaman Karet
1.    Alat dan Bahan.
Alat yang di pakai dalam paraktikum ini antaran lain :
Ø Cangkul
Ø Meteran
Sedangkan bahan yang di gunakan adalah :
Ø Biji karet
Ø Serasah ( Daun-daun Yang kering )
2.    Cara kerja:
Bersihkan lahan yang akan di gunakan sebagai tempat penyemaian dengan menggunakan cangkul, kemudian lakukan pengolahan tanah dengan ukuran luas persemaian 100 x 100 cm, kemudian lakukan perataan terhadap permukaan bedengan. Kemudian letakan/tanam biji karet dengan jarak 5 x 5 cm secara lurus, barulah tutup biji tersebut dengan serasah. Agar tidak di gangu oleh binatang. Biji yang di pergunakan dalam praktek ini biji sapuan, biji sapuan adalah biji yang asal usulnya tidak jelas dari mana. Karena di peroleh dari perkebunan karet.
B.  Penyadapan Karet
1.    Alat dan Bahan
Alat yang di gunakan dalam penyadapan ini antara lain :
Ø Pisau sadap                                                            
Ø Alat pembersih permukaan bidang sadap             
Ø Kuas
Ø Tempurung,
Dan bahan yang di gunakan adalah :
Ø Oli bekas
Ø Etrel
2.    Cara Kerja
Ukur ketinggian untuk memulai penyadapan pertaman, dari pangkal pohon karet sekitar 130 – 150 cm dari pangkal pohon. Memulai sadapan dari kanan atas kekiri bawah, karena pembulu lateksnya dari kiri atas ke kanan bawah, kedalam irisan sadap antara 1 - 1,5 mm dan ketebalannya adalah 1,5 – 2 mm. dalam praktek ini di contohkan dalam bentuk S atau sepiral, bentuk L dan bentuk V.
Pemberian etrel, caranya di bersihkan bidang sadap dengan alat pembersih atau di kikis, supaya kotoran-kotoran yang menempel hilang, setelah itu oleskan dengan etrel atau oli bekas padang bidang sadap, pemberian etrel bertujuan agar pembulu lateks terbuka dan lateksnya akan lebih banyak keluar.
C. Okulasi karet
1.    Alat dan bahan yang di gunakan antara lain :
Alat yang di gunakan dalam penyadapan ini antara lain :
Ø pisau ceter
Ø Plastik minyak / plastik gula.
Ø Alat yang di gunakan dalam penyadapan ini antara lain :
Ø karet
2.    Cara kerja
Ø Kerat kulit kayu batang bawah menggunakan pisau sayat ( ceter ) samapu berbentuk huruf “ U “terbalik. Panjang keratan 2-3 cm  dan lebar 1-1,5 cm.
Ø Potong lidah sayatan sisakan sedikit di batang.
Ø Sayat bagian mata tunas dari cabang entres  samapi ke lapisan kayu dengan bentuk seperti cabai.
Ø Angkat bidang sayatan lalu bersihkan batang kayu yang masih menempel.
Ø Tempelkan batang tunas ke bidang sayatan.
Ø Ikat bidang tempelan dengan tali rafia atau pita plastik.















V. PENUTUP
A.  Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah bahwa getah karet dapat di percepat atau mempelancar aliran lateks yang yang ditampung, harus diolesi dengan menggunakan minyak nabati atau oli bekas. Dan untuk teknik menempel yang baik harus di lakukan secara steril. Untuk teknik pemupukan perlu di buat lubang agar pupuk tidak menguap. Serta untuk prenurserynya perlu pengupsan kulit luar ini bertujuan untuk mempercepat keluarnya flumulanya.
B.  Saran
Saran yang saya berikan untuk praktek ini adalah supaya kedepanya praktek ini di harapkan agar dubuat buku panduan atau en outnya supaya mempermudah mahasiswa/i untuk dalam proses pratikumnya dan pembuatan laporannya,dengan dibuat buku panduan diharapkan mampu mengikuti pratikum agronomi tanaman perkebunan 1 untuk karet ini secara sistematik atau berurutan.
           







DAFTAR PUSTAKA
Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta
Setiawan, D. H. dan Andoko A., 2005. Petunjuk Lengkap Budidaya Karet. Agromedia Pustaka, Jakarta.           

Setyamidjaja, D., 1993. Karet, Budidaya dan Pengolahannya. Kanisius, Yogyakarta.
Sianturi, H. S. D., 2001. Budidaya Tanaman Kelapa Karet. USU Press, Medan.
Syamsulbahri, 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. UGM Press, Yogyakarta.

Tim Penulis PS, 2008. Panduan Lengkap Karet. Penebar Swadaya, Jakarta.
Widianto, I., 2000. Membuat Stek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya, Jakarta.












LAMPIRAN
Lampiran I. Jadwal Pratikum
No
Tanggal/Bln/Thn
Kegiatan
1
30 mei 2014
Pengolaha lahan/bedengan untuk persemaian tanaman karet
2
30 mei 2014
Penanaman biji karet/persemaian biji karet
3
7 Juni 2014
Penyadapan/nderes karet
















Lampiran II. Dokumentasi
       .
        Lahan Persemaian         Karet yang Baru tumbuh           Pemotongan/Okulasi
       
Pemotongan batang karet      Pembungkusan dengan            pak gultom mengukur
        Plastik es setelah penempelan    tinggi karet yg akan
                   mata karet                                                disadap
    
Proses penyadapan                  hasil penyadapan                proses pelumasan dengan
                                                                                       Menggunakan eterel/oli bekas
 













   
  




LAMPIRAN
Lampiran I. Jadwal Pratikum
No
Tanggal/Bln/Thn
Kegiatan
1
24 April 2014
Teknik Pemanenan Kelapa sawit di PTPN V Sei.Pagar
2
07 Juni 2014
Penanaman biji sawit/persemaian biji sawit yang sudah dikupas serabutnya












Lampiran II. Dokumentasi
    
PTPN V SEI.PAGAR                            Land Application        Limbah yg dijadikan pupuk

   
Aliran pupuk limbah sawit      limbah sawit dri PKS     Bak penampung limbah sawit
     
   sawit baru dipanen        Proses Tanya jawab diperkebunan        DiLand Aplication




    
Biji sawit                             hasil pengupasan biji sawit            kernel sawit

 
     Penanaman kernel