I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan salah
satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi
dalam tubuh tumbuhan, faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama
yang sangat penting. Air memiliki peran yakni : sebagai penyusun protoplasma,
sebagai reagen dalam proses – proses fotosintesa dan didalam proses hidrologi,
sebagai zat pelarut dan trasnpirasi hara dan makanan. Proses difusi merupakan perpindahan
(gerak) molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi
rendah hingga mencapai keseimbangan dinamis. Osmosis adalah perpindahan
(gerang) molekul berpotensi tinggi ke pberpotensi rendah melalui jaringan
pemeabel hingga tercapai keseimbangan yang dinamis. Imbibisi merupakan proses
masuknya air kedalam benih akibat terjadinya perbedaan tekanan dari dalam dan
luar benih.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang.
Fotopriodisme adalah gerak
yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya.
Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tubuhan akan tumbuh tegak mengarah
keatas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang hidup dialam bebas. Tanaman
pot yang diletakana di dalam ruangan dan mendapatkan cahaya dari samping, maka
ujung batang akan tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya. Pada tumbuhan,
bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak
tersebut mengarah kesumber rangsangan disebut fotopriodisme positif, misalnya
gerak tubuh ujung tunas kearah cahaya. Sedangkan gerak yang menjadi sumber
rangsangan disebut fotopriodisme negative, misalnya gerak tumbuh akar yang
menjauhi cahaya.
Transpirasi merupakan proses
kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.kemungkinan
kehilangan air dari jaringa tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapt saja
terjadi,terjadi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang
hilang melalu sromata.Transpirasi merupakan bagian dari siklus ai,dan itu
adalah hilangnya upa air dari bagian tanaman(mirip dengan berkeringat),terutama
pada daun tetapi juga dibatang,bunga dan akar.Permukaan daun yang dihiasi
dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata.dan dalam kebanyakan tanaman
mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan.Transpirasi juga dapat
mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran masa nutrisi dan air dari akar ke
tunas.
Tingkat transpirasi secara langsung
berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman,terutama dari
bukaan permukaan,atau stomata pada daun.Stomata untuk sebagian besar kehilangan
iar oleh tanaman,tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui
permukaan sel-sel epidermis daun.Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun
tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena
tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.Sebagian besar transpirasi berlangsung
melalui stomata sedangkan melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih
sedikit.
B.Tujuan Praktikum
1.
Untuk membuktikan terjadinya proses
difusi, osmosis dan imbibisi pada biji
2. Untuk mengetahui kondisi biji
sebelum dan sesudah terjadinya proses difusi, osmosis dan imbibisi
3.
Untuk mengetahui besar fotosintesis
tanaman dalam satu hari
4.
Untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi fotosintesis
5.
Untuk mengetahui respon tanaman
terhadap pengaruh cahaya matahari
6. Untuk mengetahui besar kecilnya
drajat kemiringan tanaman akibat rangsangan cahaya
matahari
7.
Untuk mengetahui besar kecilnya
proses transpirasi pada daun tanaman
8. Mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi proses transpirasi pada daun tanaman.
I.
TINJAUAN
PUSTAKA
Imbibisi adalah absorbsi air oleh
bahan-bahan koloid dan zat padat dalam (bagian) tumbuhan. Masuknya air
disertai membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan. Imbibisi
dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar
( Said Haran, 1985 ).
Menurut (
Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ) imbibisi adalah absorpsi air oleh bahan – bahan
koloid dan zat padat dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering disertai dengan
membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan. Misalnya, biji akan
menjadi lebih besar jika diletakkan dalam air atau tanah yang lembab, dan hal
ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi tidak ada keterlibatan
membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur –
struktur mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein,
dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul air dengan gaya tarik antar
molekul.
Pada dasarnya imbibisi meliputi dua
proses yang berjalan bersama yaitu difusi dan osmosis. Pada umumnya air dan
bahan yang larit di dalamnya, masuk dan keluar sel, bukan sebagai aliran massa
malainkan satu per satu molekul setiap kali. Pergerakan netto dari satu tempat
ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul
atau ion yang disebut difusi. Difusi terjadi akibat pergerakan konsentrasi dari
satu titik dengan titik lain ( Frank Salisbury, 1995 ).
Difusi berbeda dengan osmosis.
Osmosis terjadi karena adanya membran yang bersifat permeable terhadap molekul
air. Difusi dan osmosis merupakan suatu proses perembesan air melalui selaput,
sehingga terjadi keseimbangan antara kepekatan cairan
di sebelah menyebelah ( kedua bagian ) yang kedua bagian
dibatasi selaput tersebut. Perbedaan kepekatan sitoplasma suatu sel dengan
lingkungan dapat menyebabkan perubahan bentuk atau kerusakan sel.
Cara yang
terbaik untuk menyatakan gejala difusi suatu zat yaitu dengan menggunakan
perbedaan nilai potensial kimia ( satuan energi per gram molekul ) zat tersebut
antara dua daerah. Jika terdapat perbedaan nilai potensial kimia air di antara
dua daerah, air akan bergerak secara spontan asalkan tidak ada yang menghalangi
aliran air tersebut. Arah gerakan neto air tersebut dari daerah dengan
potensial kimia yang tinggi ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah.
Gerakan neto air ini akan berlangsung terus sampai potensial kimia air pada
kedua daerah itu menjadi sama. Pada titik keseimbangan, gerakan neto air akan
terhenti. Istilah potensial kimia air ini biasanya dikenal dengan istilah
potensial air ( Siti Sutarmi Tjitrocomo,1985 ).
Imbibisi
tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena
permukaan struktur-struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa,
butir pati, protein dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air
dengan gaya tarik antar molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh
potential matrik ( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan
memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis
(photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu
cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi.
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof
artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan
menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk
menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi
yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6
(glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan.
Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain
akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan
energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya
menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil menyerap cahaya yang
akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang
berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di
daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati
lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat
terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi
oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya
penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan
terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang
pembungaan. Istilah fotoperodisme digunakan untuk fenomena dimana fase
perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh
tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya sangat dipengaruhi
oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan tersebut akan memasuki
fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan
akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif) hanya jika tumbuhan
tersebut menerima penyinaran yang panjang >14 jam dalam setiap periode
sehari semalam, sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan memasuki fase
generatif jika menerima penyinaran singkat <10 Jam (Mader, 1995).
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan
dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang
berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari
pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari. Tumbuhan
hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam
(14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit
gula, selada, dan tembakau. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika
terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya
kacang dan tebu. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap
panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun,
padi, wortel liar, dan kapas. Pada
tahun 1940-an peneliti menemukan bahwa sesungguhnya panjang malam atau panjang
kegelapan tanpa selingan cahaya atau niktoperiode, dan bukan panjang siang
hari, yang mengotrol perbungaan dan respons lainnya terhadap fotoperiode
(franklin, dkk, 1991). Banyak peneliti bekerja dengan cocklebur, yaitu suatu
tumbuhan hari pendek yang berbunga hanya ketika panjang siang hari 16 jam ata
lebih pendek (dan panjangnya malam paling tidak 8 jam). Jika siang hari
fotoperiode diselang dengan pemberian kegelapan yang singkat, tidak ada
pengaruh pada perbungaan. Namun, jika bagian malam atau periode gelap dari
fotoperiode disela dengan beberapa menit penerangan cahaya redup, tumbuhan
tersebut tidak akan berbunga.
Transpirasi adalah proses hilangnya
air dalam bentuk uap dari jaringan hidup tanaman yang terletak diatas permukaan
tanah melewati stomata,lubang kutikula dan lentisel.80% air yang
ditranspirasikan berjalan melewati stomat,paling besar perananya dalam
transpirasi menurut (mayong 2009).
Transpirasi pada tumbuhan pasti
terjadi dan tidak dapat dihindari lebih lanjut jika berlebihan akan sangat
merugikan karna tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.Sebagian besar
transpirasi berlangsung melalui stomata dan kutikula daun dalam jumlah yang
lebih sedikit.Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbondioksida( CO2 )diudara untuk fotosintesis lebih dari 20% air
yang diambil akar dikeluarkan keudara sebagai uap air.Sebagian uap air yang
ditranspirasikan oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari
batang
Bunga dan buah.Transpirasi
menimbulkan arus yaitu transkolasi air dan ion organic terlarut dari akar
kedaun melalui xylem (Mayong,2009)
Transpirasi adalah suatu proses yang
mengakibatkan energy dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air
serta pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari.Daun-daun menyerap
sejumlah energy dari matahari dan hanya sebagiannya diakai oleh tumbuhan.Kurabg
dari satu persen dari energy yang diterima dari matahari untuk digunakan dalam
berfotosintesis (Pandey an Sinha,1972).
Transpirasi adalah suatau istilah
yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap air dari jaringan
tumbuhan.Transpirasi pada perinsipnya adalah salah satu difusi dan
penguapan,tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbukan dengan
bebas.Erlier ahli tumbuhan mengtakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan
tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan
jaringan yang mati (Curtis and Clark,1950)
II.
BAHAN
DAN METODE
A.
Tempat dan Waktu
Praktikum ini telah
dilaksanakan di kampus Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau jalan
Kaharuddin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota
Pekanbaru. Waktu yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3(tiga) bulan
terhitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2013 pada setiap hari sabtu
pagi pukul 08.00 WIB.
B.
Bahan dan Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : toples, sendok,
pisau, timbangan analitik, kamera, gunting, penggaris, media tanam, botol Aqua,
hansprayer, kotak penyungkup, potometer,oven dan alat-alat tulis. Sedangkan
bahan yang diguanakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : kentang,
pinang, kacang tanah, air, daun tanaman nangka, daun tanaman matoa, alkohol 70%,
daun tanaman jagung,bahan tanaman
(kacang kedelai).stek tanaman jarak,stek tanaman keladi,stek tanaman sukun.
C.
Pelaksanaan Pratikum
a.
Pelaksanaan praktikum pertama : sediakan alat dan bahan, timbang
garam sesuai perlakuan, timbang berat biji pinang, kacang tanah dan kentang
(kentang dikupas terlebih dahulu dan jangan dicuci, serta di catat hasil
penimbangannya), ambil toples ukuran 1000 ml (toples diisi air 950 ml,
tambahkan garam ke dalam toples
sesuai perlakuan, aduk hingga larut, serta tambah kan kembali
dengan air sehingga volume menjadi 1000 ml), rendam biji sesuai perlakuan,
timbang kembali bii setelah perendaman (catat), amati apa yang terjadi pada
benih.
b.
Pelaksanaan praktikum kedua : sediakan bahan dan alat, ambil daun
nangka,matoa dan jagung pada pagi hari
(sebelum pukul 07.00 pagi), sayat bagian daun sebelah kiri pada pagi hari dan
bagian daun sebelah kanan pada sore hari dengan ukuran 10 x 5 cm, timbang
syatan daun pada pagi hari sebagai berat basah (BB), lalu daun yang telah di
sayat pada pagi hari di keringkan, timbang kembali daun tersebut catat sebagai
berat kering (BK), hitung besar nya fotosintesis pagi hari dengan rumus (BB
dikurang BK), ulangi kegiatan diatas pada sore hari (pukul 16.00), hitung besar
fotosintesis dalam satu hari dengan rumus (fotosintesis sore hari –
fotosintesis pagi hari).
c.
Pelaksanaan praktikum ketiga : sediakan alat dan bahan praktikum,
tanam biji kacang kedelai kedalam media yang disediakan, letakkan tanaman pada
tempat yang di naungi sebagian sampai kemiringan 30º, 60º, 90º kearah barat,
siram tanaman satu kali sehari, amati arah tumbuh tanaman sampai umur 1 bulan setelah
tanam, buat 3 ulangan untuk setiap jenis tanaman.
d.
Pelaksanaan praktikum keempat : Sediakan alat dan bahan
pratikum,Isikan 50 ml air mineral kedalam photometer,letakan setek tanaman pada
ujung selang photometer dan ikat dengan rapat,letakan didalam rumah kaca selama
8 jam,ukur besarnya transpirasi dan hitung vulome air yang tersisa.
D.
Parameter Pengamatan
a.
Parameter praktikum pertama adalah morfologi biji sebelum dan setelah
perendaman, berat biji sebelum dan sesudah perendaman, hasil pengamatan disajikan
dalambentuk tabel.
b. Parameter praktikum
kedua adalah hitung besar fotosintesis tanaman dalam satu hari, data hasil
pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
c.
Parameter praktikum ketiga adalah ukur daerah yang mengalami pemanjangan sel,
pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali, hasil pengamatan disajikan dalam
bentuk tabel.
d. Parameter praktikum
yang keempat adalah amati apa yang terjadi pada tanaman, ukur volume
transpirasi, hasil pengamatan disajikan dalam bentuk table.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gerakan
Partikel (Difusi,Osmosis,Imbibisi)
Dari data
hasil pengamatan terhadap bentuk morfologi benih dengan lama perendaman larutan
garam untuk Pinang,morfologi benih sebelum perendaman keras hijau kekuningan
sesudah perendaman keras hijau kekuningan,Untuk kacang tanah morfologi benih
sebelum perendaman keras coklat kemerahan sesudah perendaman keras coklat
pucat,dan Kentang morfologi benih sebelum permdaman keras sedikit lembut
kekuningan,sesudah perendaman keras sedikit lembut kuning kecoklata. Table 1.Menunjukkan bahwa lama
perendaman mempengaruhi bentuk dari biji yang direndam karna terdapat proses
difisi, osmosis dan imbibisi.
Hasil
pengamatan terhadap respon biji terhadap konsentrasi garam dan lama perendaman
yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawahini:
Benih
|
Perlakuan
|
Berat Sebelum Perendaman (g)
|
Berat Sesudah Perendaman (g)
|
Pinang
|
A3W1
|
34.8
|
35.2
|
A3W2
|
31.1
|
31.9
|
|
A3W3
|
32.4
|
32.5
|
|
A3W4
|
36.2
|
36.6
|
|
Kacang
Tanah
|
A3W1
|
2.0
|
2.2
|
A3W2
|
1.8
|
2.0
|
|
A3W3
|
2.0
|
2.3
|
|
A3W4
|
2.2
|
2.4
|
|
Kentang
|
A3W1
|
16.3
|
14.9
|
A3W2
|
10.5
|
9.3
|
|
A3W3
|
15.8
|
13.8
|
|
A3W4
|
10.0
|
8.4
|
Tabel 1 . Hasil Pengamatan Respon
Biji Terhadap Lama Perendaman
Data
pada tabel 1. Menunjukkan bahwa penyerapan air paling banyak dalam
praktikum ini adalah pinang sehingga menambah berat biji, tetapi pada kentang
terjadi sebaliknya dan berakibat berat kentang berkurang. Pengaruh garam dan
lama perendaman dan Penyerapan air melalui proses imbibisi dan osmosis
merupakan proses yang pertama terjadi pada perkecambahan diikuti dengan
pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga
mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan cadangan yang disimpan
dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein.
B.
Fotosintesis
Hasil pengamatan terhadap fotosintesis yang telah dilakukan dalam pratikum
dapat dilihat pada tabel 2 :
No
|
Daun
|
Pagi
|
Sore
|
Fotosintesis
satu hari (g)
|
||||
BB
|
BK
|
Hasil
|
BB
|
BK
|
Hasil
|
|||
1
|
Matoa
|
1.09
|
0.15
|
0.94
|
1.19
|
0.39
|
0.8
|
-0.14
|
2
|
Nangka
|
1.39
|
0.16
|
1.23
|
1.29
|
0.89
|
0.4
|
-0.83
|
3
|
Jagung
|
1.29
|
0.14
|
1.15
|
1.09
|
0.79
|
0.3
|
-0.85
|
Tabel 2. Hasil Fotosintesis
Data pada tabel 2. Menunjukkan bahwa
proses Fotosintesi paling banyak dalam satu hari adalah tanaman matoa
sedangkan pohon jagung lebih sedikit dari tanaman nangka dalam proses
fotosintesis.
Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika
banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida(CO2)
Semakin banyak karbon dioksida di
udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk
melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam
proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis
meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
- Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan
menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil
fotosintesis)
C.
Fotopriodisme
Hasil pengamatan terhadap fotopriodisme yang telah dilakukan dalam pratikum
dapat dilihat pada tabel 3. di bawah ini :
Pengamatan
Ke
|
Tinggi
Tanaman
|
Pertumbuhan
Tanaman
|
||||
300
|
600
|
900
|
Arah
|
Kemiringan
|
||
1
|
I
|
22.5
cm
|
24
cm
|
25
cm
|
Barat
|
|
II
|
24,5
cm
|
13
cm
|
23
cm
|
Barat
|
|
|
III
|
18
cm
|
22
cm
|
24
cm
|
Barat
|
|
|
Rerata
|
21.7
cm
|
19.7
cm
|
24
cm
|
Barat
|
|
|
2
|
I
|
28
cm
|
35
cm
|
35
cm
|
Barat
|
|
II
|
42
cm
|
33
cm
|
28
cm
|
Barat
|
|
|
III
|
34
cm
|
21
cm
|
33
cm
|
Barat
|
|
|
Rerata
|
31.3
cm
|
33
cm
|
35,5
cm
|
Barat
|
|
|
3
|
I
|
30
cm
|
37
cm
|
37
cm
|
Barat
|
|
II
|
36
cm
|
38.5
cm
|
41
cm
|
Barat
|
|
|
III
|
36
cm
|
36.5
cm
|
35
cm
|
Barat
|
|
|
Rerata
|
34
cm
|
37.7
cm
|
37.7
cm
|
Barat
|
|
|
4
|
I
|
32
cm
|
39
cm
|
42
cm
|
Barat
|
|
II
|
40
cm
|
43
cm
|
44
cm
|
Barat
|
|
|
III
|
40
cm
|
41
cm
|
37
cm
|
Barat
|
|
|
Rerata
|
37.6
cm
|
41
cm
|
41
cm
|
Barat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tabel 3. Hasil Pengamatan Fotopriodisme
Data pada tabel 3. Menunjukkan bahwa
cahaya matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tanaman akan mengikuti
cahaya yang datang sehingga apabila kekurangan cahaya makan tanaman akan
memanjangkan sel ya untuk mencapai cahaya tersebut.
D.
Transpirasi
Hasil pengamatan terhadap transpirasi yang telah dilakukan dalam pratikum dapat
dilihat pada tabel 4. dibawah ini :
Tanaman
|
Kondisi
Tanaman
|
||
Besar
Transpirasi
|
Volume
Air Yang Tersisa
|
Bentuk
Tanaman
|
|
Jarak
|
6
ml
|
44
ml
|
Layu
pada daun
|
Keladi
|
5
ml
|
45
ml
|
Layu
pada daun
|
Sukun
|
17
ml
|
33
ml
|
Layu
pada daun
|
Tabel 4. Hasil Pengamatan Transpirasi
Data pada tabel 4. Menunjukkan bahwa
tanaman yang banyak menyerap air adalah tanaman sukun dibandingkan tanaman
jarak dan keladi yang hanya membutuhkan air yang tidak terlalu banyak.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada praktikum fisiologi tumbuhan
dasar adalah bahwa pada setiap praktikum yang saya ikuti semua praktikumnya
sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman sehingga apabila salah satu
terganggu atau tidak beroprasi dengan baik maka akan mengganggu proses
pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah saya ikuti maka saya menyarankan agar praktek
yang kita lakukan ini berjalan dengan jadwal yang telah dijadwalkan sehingga
tidak membuat mahasiswa/I kebebingungan atau kerepotan dalam membuat laporan
yang harus dikerjakan atau dikumpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakita.2003. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Dwidjoseputro.D, 2002 . Pengantar Fisologi Tumbuhan.
Gramedia Pustaka.jakarta.
Prawiranata.w, ddk. 1991. Fotopriodisme, Dasar Dasar
Fuisiologi Tumbuhan Jilid III Departemen Botani Fakultas Peranian Institut
Pertanian Bogor. Bandung
Pranata. W. ddk. 2001. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan
Jilit I,II Dep. Botani Fak. Pertanian
IPB.
Salisbury. F. B. Ross C. W. 1992. Plant Physology.Fourth
Edition. Wadsworth Publishing
Company. Belmont – California.
Anonim, 2000.Klorofil.http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 18
November 2010. Basri Z., 2004.Kultur
Jaringan Tanaman. Universitas
Tadulako Press. Palu.
Chawla, 2000.
Manfaat Zat Pengatur Tumbuh. Nuansa Graha, Jakarta.
Chawla,2002.http:/yoxx.blogspot.com/sedikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html diakses pada tanggal 01 November 2010.
Copyright, 2007. Learning.Unram.ac.id/pengatur%20Tumbuh. htm. Diakses pada tanggal 02 November 2010.
Christie.
Jennifer, 2009. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Bunga Melati, Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal kegiatan
Adapun jadwal selama melakukan praktikum dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Kegiatan
|
Bulan
/Tahun 2012
|
|||||||||||
Oktober
|
November
|
Desember
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1. praktikum proses difusi,
osmosis dan imbibisi pada biji.
|
|
|||||||||||
2.persentase
|
|
|||||||||||
3. praktikum fotosintesis
|
|
|||||||||||
4. praktikum fotoperiodisme
|
|
|||||||||||
5. persentase
|
||||||||||||
6. praktikum nutrisi tanaman
|
|
|||||||||||
7. Persentase
|
|
|
||||||||||
laporan
|
|
|
|
|
Lampiran 2. Dokumentasi praktikum Fisiologi Tumbuhan
Gambar Ukuran air garam
masing-masing ambar
alat
500 ml
gambar bahan gambar
alat-alat
Gambar Daun nangka gambar daun Jagung
gambar daun matoa
Timbangan Analitik Daun Matoa Daun Jagung Kering
Gambar
Alat Gambar
Pemotongan Daun 10x5 cm
Gambar perlakuan 300 Gambar perlakuan 600 Gambar perlakuan 900
Gambar alat transpirasi
gambar pemasangan Gambar
Pengamatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar