Pages

Selasa, 26 Mei 2015

LAPORAN PRATIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN



I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang biologi yang mempelajari tentang proses metabolisme yang terjadi dalam tubuh tumbuhan, faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Air memiliki peran yakni : sebagai penyusun protoplasma, sebagai reagen dalam proses – proses fotosintesa dan didalam proses hidrologi, sebagai zat pelarut dan trasnpirasi hara dan makanan.        Proses difusi merupakan perpindahan (gerak) molekul larutan berkonsentrasi tinggi menuju larutan berkonsentrasi rendah hingga mencapai keseimbangan dinamis. Osmosis adalah perpindahan (gerang) molekul berpotensi tinggi ke pberpotensi rendah melalui jaringan pemeabel hingga tercapai keseimbangan yang dinamis. Imbibisi merupakan proses masuknya air kedalam benih akibat terjadinya perbedaan tekanan dari dalam dan luar benih.
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi)
menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotopriodisme adalah gerak  yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan  cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tubuhan akan tumbuh tegak mengarah keatas. Hal ini dapat kamu amati pada tumbuhan yang hidup dialam bebas. Tanaman pot yang diletakana di dalam ruangan dan mendapatkan cahaya dari samping, maka ujung batang akan tumbuh membengkok kearah datangnya cahaya. Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah kesumber rangsangan disebut fotopriodisme positif, misalnya gerak tubuh ujung tunas kearah cahaya. Sedangkan gerak yang menjadi sumber rangsangan disebut fotopriodisme negative, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
Transpirasi merupakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata.kemungkinan kehilangan air dari jaringa tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapt saja terjadi,terjadi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalu sromata.Transpirasi merupakan bagian dari siklus ai,dan itu adalah hilangnya upa air dari bagian tanaman(mirip dengan berkeringat),terutama pada daun tetapi juga dibatang,bunga dan akar.Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata.dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan.Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran masa nutrisi dan air dari akar ke tunas.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman,terutama dari bukaan permukaan,atau stomata pada daun.Stomata untuk sebagian besar kehilangan iar oleh tanaman,tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun.Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedangkan melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.

B.Tujuan Praktikum
1.      Untuk membuktikan terjadinya proses difusi, osmosis dan imbibisi pada biji
2.      Untuk mengetahui kondisi biji sebelum dan sesudah terjadinya proses difusi, osmosis dan imbibisi
3.      Untuk mengetahui besar fotosintesis tanaman dalam satu hari
4.      Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi fotosintesis
5.      Untuk mengetahui respon tanaman terhadap pengaruh cahaya matahari
6.      Untuk mengetahui besar kecilnya drajat kemiringan tanaman akibat rangsangan            cahaya matahari
7.      Untuk mengetahui besar kecilnya proses transpirasi pada daun tanaman
8.     Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses transpirasi pada daun tanaman.




I.                   TINJAUAN PUSTAKA

Imbibisi adalah absorbsi air oleh bahan-bahan koloid dan zat padat dalam  (bagian) tumbuhan. Masuknya air disertai membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan. Imbibisi dapat menimbulkan kekuatan yang sangat besar   ( Said Haran, 1985 ).
Menurut ( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ) imbibisi adalah absorpsi air oleh bahan – bahan koloid dan zat padat dalam bagian tumbuhan. Masuknya air sering disertai dengan membengkaknya bahan koloid dan peningkatan berat tumbuhan. Misalnya, biji akan menjadi lebih besar jika diletakkan dalam air atau tanah yang lembab, dan hal ini dikatakan sebagai proses imbibisi. Pada imbibisi tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur – struktur mikroskopis dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein, dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul air dengan gaya tarik antar molekul.
Pada dasarnya imbibisi meliputi dua proses yang berjalan bersama yaitu difusi dan osmosis. Pada umumnya air dan bahan yang larit di dalamnya, masuk dan keluar sel, bukan sebagai aliran massa malainkan satu per satu molekul setiap kali. Pergerakan netto dari satu tempat ke tempat lain akibat aktivitas kinetik acak atau gerak termal dari molekul atau ion yang disebut difusi. Difusi terjadi akibat pergerakan konsentrasi dari satu titik dengan titik lain ( Frank Salisbury, 1995 ).                                                                                 
Difusi berbeda dengan osmosis. Osmosis terjadi karena adanya membran yang bersifat permeable terhadap molekul air. Difusi dan osmosis merupakan suatu proses perembesan air melalui selaput, sehingga terjadi keseimbangan antara kepekatan cairan
di sebelah menyebelah ( kedua bagian ) yang kedua bagian dibatasi selaput tersebut. Perbedaan kepekatan sitoplasma suatu sel dengan lingkungan dapat menyebabkan perubahan bentuk atau kerusakan sel.
Cara yang terbaik untuk menyatakan gejala difusi suatu zat yaitu dengan menggunakan perbedaan nilai potensial kimia ( satuan energi per gram molekul ) zat tersebut antara dua daerah. Jika terdapat perbedaan nilai potensial kimia air di antara dua daerah, air akan bergerak secara spontan  asalkan tidak ada yang menghalangi aliran air tersebut. Arah gerakan neto air tersebut dari daerah dengan potensial kimia yang tinggi ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah. Gerakan neto air ini akan berlangsung terus sampai potensial kimia air pada kedua daerah itu menjadi sama. Pada titik keseimbangan, gerakan neto air akan terhenti. Istilah potensial kimia air ini biasanya dikenal dengan istilah potensial air ( Siti Sutarmi Tjitrocomo,1985 ).
Imbibisi tidak ada keterlibatan membran, seperti pada osmosis. Imbibisi terjadi karena permukaan struktur-struktur mikroskopik dalam sel tumbuhan seperti selulosa, butir pati, protein dan bahan lainnya menarik dan memegang molekul-molekul air dengan gaya tarik antar molekul. Dengan kata lain imbibisi terjadi oleh potential matrik ( Siti Sutarmi Tjitrosomo, 1985 ).                                                                                                                                                                                                                               
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis
 (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung. dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.                                                                                 klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan. Istilah fotoperodisme digunakan untuk fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan tersebut akan memasuki fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang >14 jam dalam setiap periode sehari semalam, sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat <10 Jam (Mader, 1995).         
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu: Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.                                                                          Pada tahun 1940-an peneliti menemukan bahwa sesungguhnya panjang malam atau panjang kegelapan tanpa selingan cahaya atau niktoperiode, dan bukan panjang siang hari, yang mengotrol perbungaan dan respons lainnya terhadap fotoperiode (franklin, dkk, 1991). Banyak peneliti bekerja dengan cocklebur, yaitu suatu tumbuhan hari pendek yang berbunga hanya ketika panjang siang hari 16 jam ata lebih pendek (dan panjangnya malam paling tidak 8 jam). Jika siang hari fotoperiode diselang dengan pemberian kegelapan yang singkat, tidak ada pengaruh pada perbungaan. Namun, jika bagian malam atau periode gelap dari fotoperiode disela dengan beberapa menit penerangan cahaya redup, tumbuhan tersebut tidak akan berbunga.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap dari jaringan hidup tanaman yang terletak diatas permukaan tanah melewati stomata,lubang kutikula dan lentisel.80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati stomat,paling besar perananya dalam transpirasi menurut (mayong 2009).
Transpirasi pada tumbuhan pasti terjadi dan tidak dapat dihindari lebih lanjut jika berlebihan akan sangat merugikan karna tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati.Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata dan kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida( CO2 )diudara untuk fotosintesis lebih dari 20% air yang diambil akar dikeluarkan keudara sebagai uap air.Sebagian uap air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang
Bunga dan buah.Transpirasi menimbulkan arus yaitu transkolasi air dan ion organic terlarut dari akar kedaun melalui xylem (Mayong,2009)
Transpirasi adalah suatu proses yang mengakibatkan energy dan dikatakan transpirasi mengakibatkan kehilangan air serta pembuangan tenaga yang diterima tumbuhan dari matahari.Daun-daun menyerap sejumlah energy dari matahari dan hanya sebagiannya diakai oleh tumbuhan.Kurabg dari satu persen dari energy yang diterima dari matahari untuk digunakan dalam berfotosintesis (Pandey an Sinha,1972).
Transpirasi adalah suatau istilah yang berlaku untuk hilangnya air berupa suatu uap air dari jaringan tumbuhan.Transpirasi pada perinsipnya adalah salah satu difusi dan penguapan,tetapi bukan penguapan dengan sempurna yang terbukan dengan bebas.Erlier ahli tumbuhan mengtakan bahwa transpirasi benar mengakibatkan tingkat kerugian air dari suatu jaringan yang hidup akan jelas berbeda dengan jaringan yang mati (Curtis and Clark,1950)



II.                BAHAN DAN METODE

A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini telah dilaksanakan di kampus Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau jalan Kaharuddin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. Waktu yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3(tiga) bulan terhitung dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2013 pada setiap hari sabtu pagi pukul 08.00 WIB.

B.     Bahan dan Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : toples, sendok, pisau, timbangan analitik, kamera, gunting, penggaris, media tanam, botol Aqua, hansprayer, kotak penyungkup, potometer,oven dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang diguanakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : kentang, pinang, kacang tanah, air, daun tanaman nangka, daun tanaman matoa, alkohol 70%,  daun tanaman jagung,bahan tanaman (kacang kedelai).stek tanaman jarak,stek tanaman keladi,stek tanaman sukun.






C.    Pelaksanaan Pratikum
a.       Pelaksanaan praktikum pertama : sediakan alat dan bahan, timbang garam sesuai perlakuan, timbang berat biji pinang, kacang tanah dan kentang (kentang dikupas terlebih dahulu dan jangan dicuci, serta di catat hasil penimbangannya), ambil toples ukuran 1000 ml (toples diisi air 950 ml, tambahkan garam ke dalam toples

sesuai perlakuan, aduk hingga larut, serta tambah kan kembali dengan air sehingga volume menjadi 1000 ml), rendam biji sesuai perlakuan, timbang kembali bii setelah perendaman (catat), amati apa yang terjadi pada benih.

b.      Pelaksanaan praktikum kedua : sediakan bahan dan alat, ambil daun nangka,matoa dan jagung  pada pagi hari (sebelum pukul 07.00 pagi), sayat bagian daun sebelah kiri pada pagi hari dan bagian daun sebelah kanan pada sore hari dengan ukuran 10 x 5 cm, timbang syatan daun pada pagi hari sebagai berat basah (BB), lalu daun yang telah di sayat pada pagi hari di keringkan, timbang kembali daun tersebut catat sebagai berat kering (BK), hitung besar nya fotosintesis pagi hari dengan rumus (BB dikurang BK), ulangi kegiatan diatas pada sore hari (pukul 16.00), hitung besar fotosintesis dalam satu hari dengan rumus (fotosintesis sore hari – fotosintesis pagi hari).



c.       Pelaksanaan praktikum ketiga : sediakan alat dan bahan praktikum, tanam biji kacang kedelai kedalam media yang disediakan, letakkan tanaman pada tempat yang di naungi sebagian sampai kemiringan 30º, 60º, 90º kearah barat, siram tanaman satu kali sehari, amati arah tumbuh tanaman sampai umur 1 bulan setelah tanam, buat 3 ulangan untuk setiap jenis tanaman.
d.      Pelaksanaan praktikum keempat : Sediakan alat dan bahan pratikum,Isikan 50 ml air mineral kedalam photometer,letakan setek tanaman pada ujung selang photometer dan ikat dengan rapat,letakan didalam rumah kaca selama 8 jam,ukur besarnya transpirasi dan hitung vulome air yang tersisa.

D.    Parameter Pengamatan
a. Parameter praktikum pertama adalah morfologi biji sebelum dan setelah perendaman, berat biji sebelum dan sesudah perendaman, hasil pengamatan disajikan dalambentuk tabel.
b. Parameter praktikum kedua adalah hitung besar fotosintesis tanaman dalam satu hari, data hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
c. Parameter praktikum ketiga adalah ukur daerah yang mengalami pemanjangan sel, pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali, hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.
d. Parameter praktikum yang keempat adalah amati apa yang terjadi pada tanaman, ukur volume transpirasi, hasil pengamatan disajikan dalam bentuk table.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Gerakan Partikel (Difusi,Osmosis,Imbibisi)

Dari data hasil pengamatan terhadap bentuk morfologi benih dengan lama perendaman larutan garam untuk Pinang,morfologi benih sebelum perendaman keras hijau kekuningan sesudah perendaman keras hijau kekuningan,Untuk kacang tanah morfologi benih sebelum perendaman keras coklat kemerahan sesudah perendaman keras coklat pucat,dan Kentang morfologi benih sebelum permdaman keras sedikit lembut kekuningan,sesudah perendaman keras sedikit lembut kuning kecoklata.              Table 1.Menunjukkan bahwa lama perendaman mempengaruhi bentuk dari biji yang direndam karna terdapat proses difisi, osmosis dan imbibisi.
Hasil pengamatan terhadap respon biji terhadap konsentrasi garam dan lama perendaman yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 1. dibawahini:
Benih
Perlakuan
Berat Sebelum Perendaman (g)
Berat Sesudah Perendaman (g)


Pinang
A3W1
34.8
35.2
A3W2
31.1
31.9
A3W3
32.4
32.5
A3W4
36.2
36.6


Kacang Tanah
A3W1
2.0
2.2
A3W2
1.8
2.0
A3W3
2.0
2.3
A3W4
2.2
2.4


Kentang
A3W1
16.3
14.9
A3W2
10.5
9.3
A3W3
15.8
13.8
A3W4
10.0
8.4
Tabel 1 . Hasil Pengamatan Respon Biji Terhadap Lama Perendaman
Data pada tabel 1. Menunjukkan bahwa penyerapan air paling banyak  dalam praktikum ini adalah pinang sehingga menambah berat biji, tetapi pada kentang terjadi sebaliknya dan berakibat berat kentang berkurang. Pengaruh garam dan lama perendaman dan Penyerapan air melalui proses imbibisi dan osmosis merupakan proses yang pertama terjadi pada perkecambahan diikuti dengan pelunakan biji. Selanjutnya embrio dan endosperm akan membengkak sehingga mendesak kulit biji yang sudah lunak sampai pecah. Makanan cadangan yang disimpan dalam biji adalah berupa selulosa, pati, lemak dan protein.
B.     Fotosintesis
            Hasil pengamatan terhadap fotosintesis yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 2 :
No
Daun
Pagi
Sore
Fotosintesis satu hari (g)
BB
BK
Hasil
BB
BK
Hasil
1
Matoa
1.09
0.15
0.94
1.19
0.39
0.8
-0.14
2
Nangka
1.39
0.16
1.23
1.29
0.89
0.4
-0.83
3
Jagung
1.29
0.14
1.15
1.09
0.79
0.3
-0.85
Tabel 2. Hasil Fotosintesis
Data pada tabel 2. Menunjukkan bahwa proses Fotosintesi paling banyak dalam satu hari adalah tanaman  matoa sedangkan pohon jagung lebih sedikit dari tanaman nangka dalam proses fotosintesis.




Faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis adalah:
1.      Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.      Konsentrasi karbon dioksida(CO2)
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.       Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
  1. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5.      Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)









C.    Fotopriodisme
            Hasil pengamatan terhadap fotopriodisme yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 3. di bawah ini :

Pengamatan Ke
Tinggi Tanaman
Pertumbuhan Tanaman
300
600
900
Arah
Kemiringan

1
I
22.5 cm
24 cm
25 cm
Barat
II
24,5 cm
13 cm
23 cm
Barat
III
18 cm
22 cm
24 cm
Barat
Rerata
21.7 cm
19.7 cm
24 cm
Barat


2
I
28 cm
35 cm
35 cm
Barat
II
42 cm
33 cm
28 cm
Barat
III
34 cm
21 cm
33 cm
Barat
Rerata
31.3 cm
33 cm
35,5 cm
Barat


3
I
30 cm
37 cm
37 cm
Barat
II
36 cm
38.5 cm
41 cm
Barat
III
36 cm
36.5 cm
35 cm
Barat
Rerata
34 cm
37.7 cm
37.7 cm
Barat


4
I
32 cm
39 cm
42 cm
Barat
II
40 cm
43 cm
44 cm
Barat
III
40 cm
41 cm
37 cm
Barat
Rerata
37.6 cm
41 cm
41 cm
Barat








Tabel 3. Hasil Pengamatan Fotopriodisme
Data pada tabel 3. Menunjukkan bahwa cahaya matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, tanaman akan mengikuti cahaya yang datang sehingga apabila kekurangan cahaya makan tanaman akan memanjangkan sel ya untuk mencapai cahaya tersebut.



D.    Transpirasi
            Hasil pengamatan terhadap transpirasi yang telah dilakukan dalam pratikum dapat dilihat pada tabel 4. dibawah ini :

Tanaman
Kondisi Tanaman
Besar Transpirasi
Volume Air Yang Tersisa
Bentuk Tanaman
Jarak
6 ml
44 ml
Layu pada daun
Keladi
5 ml
45 ml
Layu pada daun
Sukun
17 ml
33 ml
Layu pada daun
Tabel 4. Hasil Pengamatan Transpirasi
Data pada tabel 4. Menunjukkan bahwa tanaman yang banyak menyerap air adalah tanaman sukun dibandingkan tanaman jarak dan keladi yang hanya membutuhkan air yang tidak terlalu banyak.












V. PENUTUP

A. Kesimpulan
            Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan pada praktikum fisiologi tumbuhan dasar adalah bahwa pada setiap praktikum yang saya ikuti semua praktikumnya sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman sehingga apabila salah satu terganggu atau tidak beroprasi dengan baik maka akan mengganggu proses pertumbuhan tanaman.
B. Saran
Berdasarkan hasil praktikum yang telah saya ikuti maka saya  menyarankan agar praktek yang kita lakukan ini berjalan dengan jadwal yang telah dijadwalkan sehingga tidak membuat mahasiswa/I kebebingungan atau kerepotan dalam membuat laporan yang harus dikerjakan atau dikumpulkan.











DAFTAR PUSTAKA

Benyamin Lakita.2003. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada.       Jakarta.
Dwidjoseputro.D, 2002 . Pengantar Fisologi Tumbuhan. Gramedia Pustaka.jakarta.
Prawiranata.w, ddk. 1991. Fotopriodisme, Dasar Dasar Fuisiologi Tumbuhan Jilid III Departemen Botani Fakultas Peranian Institut Pertanian Bogor. Bandung
Pranata. W. ddk. 2001. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan  Jilit I,II Dep. Botani Fak.           Pertanian IPB.
Salisbury. F. B. Ross C. W. 1992. Plant Physology.Fourth Edition. Wadsworth      Publishing Company. Belmont – California.
Anonim, 2000.Klorofil.http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 18 November 2010.   Basri Z., 2004.Kultur Jaringan Tanaman.  Universitas Tadulako Press.  Palu.

Chawla, 2000.  Manfaat Zat Pengatur Tumbuh.  Nuansa Graha, Jakarta.  

Chawla,2002.http:/yoxx.blogspot.com/sedikit-tentang-zat-pengatur-tumbuh.html      diakses pada tanggal 01 November 2010.

Copyright, 2007.  Learning.Unram.ac.id/pengatur%20Tumbuh. htm. Diakses pada tanggal 02 November 2010.

Christie.  Jennifer, 2009.  Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).  Bunga Melati, Bandung.

Cassanova,  2009.  Centrifuge.  http://casanova.kotangawi.com.  Diakses pada tanggal       15 November 2010.

Deragon, 2005.  Water Potential. http://www.deragon.com.  Di akses pada tanggal 15       November 2010.


LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal kegiatan
Adapun jadwal selama melakukan praktikum dapat dilihat dari tabel
dibawah ini :
Kegiatan
Bulan /Tahun 2012
Oktober
November
Desember
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1. praktikum proses difusi, osmosis dan imbibisi pada biji.












2.persentase













3. praktikum fotosintesis












4. praktikum fotoperiodisme












5. persentase












6. praktikum nutrisi tanaman












7. Persentase












laporan

















Lampiran 2. Dokumentasi praktikum Fisiologi Tumbuhan
Gambar Ukuran air garam masing-masing                              ambar alat
500 ml
 
              gambar bahan                                                gambar alat-alat
   
     Gambar Daun nangka            gambar daun Jagung                gambar daun matoa
   
Timbangan Analitik                            Daun Matoa                            Daun Jagung Kering
 
       Gambar Alat                                Gambar Pemotongan Daun 10x5 cm
 



























   Gambar perlakuan 300              Gambar perlakuan 600                Gambar perlakuan 900
   
   Gambar alat transpirasi         gambar pemasangan               Gambar Pengamatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar