Pages

Minggu, 15 Juni 2014

AGRONOMI TANAMAN MAKANAN 1



LAPORAN PRAKTIKUM
AGRONOMI TANAMAN MAKANAN I
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS ( zea mayzsaccharata ) DAN
BUDIDAYA TANAMAN PADI (oryza sativa L. )
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinMbO0vTpHVhfDmXleElWa2RJJRNmAbostYOh-6wAFDEnt40w9OjpZcs_ZKM5IacG1XoDjBBdsYgNViMMKaTRHXFbDS2nbCthdamIEoz1SX1A-oKMDHYq8CHW47bEkn3N1Cdl3MIHiKjt/s1600/225px-Universitas_Islam_Riau.png

FIRMAN SYAH
124110193



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014


AGRONOMI TANAMAN MAKANAN I
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS ( zea mayzsaccharata )


OLEH :

FIRMAN SYAH
114210020


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinMbO0vTpHVhfDmXleElWa2RJJRNmAbostYOh-6wAFDEnt40w9OjpZcs_ZKM5IacG1XoDjBBdsYgNViMMKaTRHXFbDS2nbCthdamIEoz1SX1A-oKMDHYq8CHW47bEkn3N1Cdl3MIHiKjt/s1600/225px-Universitas_Islam_Riau.png



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014

AGRONOMI TANAMAN MAKANAN I
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS ( zea mayzsaccharata )


OLEH :

NAMA                                   : FIRMAN SYAH
NPM                                       : 124110193
PROGRAM STUDI             : AGROTEKNOLOGI       

MENYETUJUI



Dosen Pengasuh                                                        Asisten Dosen



        ( Ir..H.Gultom,MP )                                             (  Nur Samsul Setiawan,SP )




KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan atas kahadirat sang khaliq, Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Dasar-Dasar Agronomi Tanaman Makanan, tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada Ir. Hercules Gultom,MP selaku dosen pengasuh dan Kakanda Nur samsul,SP selaku asisesten dosen yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan dan penulisan laporan pratikum ini, dan tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak termasuk Fakultas Pertanian yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta teman-teman  yang ikut membantu  penulisan laporan pratikum ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan pratikum ini. Tapi mungkin terdapat beberapa kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan pratikum ini. 

                                                                                                Pekanbaru,06 Juni 2014

                                                                                    Penulis,





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iv
I.       PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Tujuan Pratikum............................................................................................. 2
II.    TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODA.................................................................................. 6
A.    Waktu dan Tempat........................................................................................ 6
B.     Alat dan Bahan.............................................................................................. 6
C.     Pelaksanaa...................................................................................................... 6
D.    Parameter....................................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 11
V.       PENUTUP......................................................................................................... 18
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 18
B.     Saran.............................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 19
LAMPIRAN.............................................................................................................. 20
.................


DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                                   Halaman
1. Pengamatan Tinggi Tanaman ( cm )............................................................................ 11
2. Pengamatan Jumlah Daun ( Helai )............................................................................. 12
3. Pengamatan Panjang Tongkol ( cm ).......................................................................... 13
4. Pengamatan Lebar Tongkol( cm )............................................................................... 14
5. Pengamatan Jumlah Baris/Tongkol( Baris )................................................................ 15
6. Pengamatan Jumlah Biji/Baris( Biji ).......................................................................... 16
7. Pengamatan Jumlah Biji/Tongkol( Biji )..................................................................... 17













DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                       Halaman
I. Jadwal Pratikum..................................................................................................... 20
II. Dokumentasi......................................................................................................... 21











PRATIKUM I
JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)
I. PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Jagung  Manis (Zea mays saccharata)  adalah salah satu tanaman pangan yang telah lama diusahakan di Indonesia karena jagung mempunyai peranan cukup besar dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Komoditi tersebut merupakan sumber protein nabati yang efpesien.
Selain itu jagung manis merupakan jenis tanaman yang disukai dan selalu di pergunakan oleh masyarakat sebagai bahan masakan. Sehingga pasokan untuk kebutuhan jagung harus senantiasa tersedia untuk konsumsi masyarakat. Akan tetapi jagunng tidak digunakan sebagai makanan pokok di Indonesia karena kadar lisin dan tryptopan sangat rendah. Jika dikonsumsi sangat banyak akan menimbulkan penyakit radang tenggorakn (pellagra).Adapun tanaman jagung ini biasanya digunakan sebagai bahan olahan makanan ringan.
Tanaman jagung manis banhyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan ringan dan campuran dalam masakan. Oleh karena itu tanaman jagung dapat dikategorikan sebagai tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Tanaman yang nilai ekonominya tinggi, biasanya berisiko kegagalan dari tanaman tersebut juga tinggi. Sehingga dalam budidaya tanaman ini diperlukan tindakan budaya tepat.
Untuk itu pada pratikum kali ini dilakukan penanaman jagung guna mengetahui tindakan budaya yang tepat hingga mampu berproduksi sebagaimana mestinya. Selainitujugadiperlukanpengendalianhamadanpenyakit
B.Tujuan Praktikum
1. untuk mengetahui cara bercocok tanam jagung.
2. Supaya mengetahui faktor-faktor apa saja dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi pertumbunguhan tanaman jagung manis, baik itu faktor luar maupun faktor dari dalam tanaman itu sendiri.
3.Untuk mengetahui jumlah produksi yang di hasilkan jagung manis setiap kali melakukan praktikum.
4.Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah dasar-dasar agronomi tanaman makanan.
     














II. TINJAUAN PUSTAKA
Jagung adalah tanaman herba monokotil dan tanaman semusim iklim panas.Tanaman ini berumah satu, dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai) dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai pembungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun.Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanaman jagung adalah tanaman yang bersari silang, artinya sebagian besar (± 95%) dari penyerbukannya berasal dari tanaman lain. Pada tanaman yang bersari silang, susunan genetic antara satu tanaman dengan yang lain dalam suatu varietas akan berlainan. Oleh karena itu sifat-sifat pada tanaman dengan yang lain dalam suatu varietas akan berlainan. Oleh karena itu sifat-sifat pada tanaman bersari silang akan menunjukkan sifat-sifat yang dapat diukur, seperti tinggi tanaman, bentuk tongkol, tipe tongkol, tipe biji, warna biji, dan sebagainya. Varietas yang telah mengalami seleksi dan adapun pada suatu keseragaman fenotipe yang dibedakan dengan varietas lain (Anonim,1992).
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, D. I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman jagugg dilaukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat mendukung untuk pertumbuhannya (Anonim, 2007).
Saat panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil. (Makarim et al. 2003)
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan. (Makarim et al. 2003)
Konsep serupa juga digunakan untuk rekomendasi pemupukan yang baru pada tanaman jagung di Nebraska(Amerika Serikat), dengan penekanan khusus pada pemahaman potensi hasil dan senjang hasil sebagai dasar perbaikan rekomendasi pengelolaan hara yang bersifat spesifik lokasi (Dobermann et al. 2003).
Pengelolaan hara spesifik lokasi berupaya menyediakan hara bagi tanaman secara tepat, baik jumlah, jenis, maupun waktu pemberiannya, dengan mempertimbangkan kebutuhan tanaman, dan kapasitas lahan dalam menyediakan hara bagitanaman (Makarim et al. 2003)
Tanaman jagung membutuhkan paling kurang 13 unsur hara yang diserap melalui tanah. Hara N, P, dan K diperlukan dalam jumlah lebih banyak dan sering kekurangan, sehingga disebut hara primer. Hara Ca, Mg, dan S diperlukan dalam jumlah sedang dan disebut hara sekunder. Hara primer dan sekunder lazim disebut hara makro. Hara Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit, disebut hara mikro. Unsur C, H, dan O diperoleh dari air dan udara. Beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan hara dalam tanah untuk dapat diserap tanaman antara lain adalah total pasokan hara, kelembaban tanah dan aerasi, suhu tanah, dan sifat fisik maupun kimia tanah. Keseluruhan faktor ini berlaku umum untuk setiap unsur hara (Olsonand Sander 1988).
Tidak semua pupuk yang diberikan ke dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. Nitrogen yang dapat diserap hanya 55-60% (Patrick and Reddy1976), P sekitar 20% (Hagin and Tucker 1982), K antara 50-70% (Tisdale andNelson 1975), dan S sekitar 33% (Morris 1987). Tanggapan tanaman terhadap pupuk yang diberikan bergantung pada jenis pupuk dan tingkat kesuburan tanah.Karena itu, takaran pupuk berbeda untuk setiap lokasi. Metode untuk menentukan kebutuhan pupuk didasarkan pada persamaan yang dikembangkan oleh Dobermann dan Cassman (2002)
Berkaitan dengan sifat tanah, bentuk pupuk menentukan efisiensi dan efektivitas pemupukan. Pada tanah masam dengan kandungan Al tinggi,fiksasi hara (P) akan tinggi, sedangkan pada tanah basa (kapuran) persaingan serapan oleh Ca akan tinggi pula. Karena itu, pupuk yang cocok untuk kedua kondisi tersebut adalah yang dapat melepaskan hara secara perlahan (slow release) atau pupuk yang mempunyai kandungan yang dapat menetralisasi kondisi tersebut.Hara N yang bersumber dari urea tidak berbeda dengan yang bersumber dari ZA untuk tanaman jagung pada tanah dengan pH <6 (Fadhly et al.1993, Gunarto 1986, Subandi et al. 1990). 



III. BAHAN DAN METODE
A. Tempat dan waktu
Praktikum ini di laksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km 11, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kotamadya Pekanbaru. Waktu praktikum di laksanakan di mulai dari tanggal 13 Maret 2014 sampai tanggal 07 Juni 2014.
B. Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang di gunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah Benih jagung manis (Sweet Boy),Pupuk NPK,cureter,pupuk kandang.Sedangkan alat – alat yang di gunakan adalah sebagai berikut : Gembor,Cangkul,Meteran ,Alat tulis,Kamera.
C.Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan lahan
Pekerjaan pertama yang dilakukan adalah mencangkul tanah dengan tujuan membalik dan menggemburkan tanah. Kemudian tanah digaru dari batu, bongkahan tanah dan sisa gulma dibersihkan. Sisa gulma yang telah dipisahkan dibakar di atas bedengan. Setelah itu dibentuk bedengan dengan  ukuran 3 x  2 m. Selanjutnya pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ukuran 60 x 40 cm .
2.Pemberian pupuk kandang dan pupuk dasar.
Pupuk kandang  yang sudah  matang diberikan pada setiap bedengan setelah dilakukan pengolahan tanah setelah dibiarkan 1 minggu. Masing – masing bedengan diberikan 1 karung pupuk kandang.


3.Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak dengan 35 benih jagung. Penanaman dilakukan dengan  cara tugal dengan kedalaman tugal 5 cm  dengan jumlah 1 benih/lubang tanam. Penyisipan dilakukan seminggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.
4. Pemupukan
Pada tanaman jagung pemupukan pertama diberikan NPK bersamaan dengan waktu penanaman dengan cara pemberian yaitu dengan disekeliling tanaman jagung dengan jarak 10-15 cm. Pada saat tanaman berumur 30 hari dilakukan pemberian pupuk NPK kedua kalinya dengan cara yang sama saat pemberian pertama .
5.Pemeliharaan
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa kurang air perlu dilakukan penyiraman. Akan tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
2. Penyiangan
Penyiangan akan dilakukan dengan memperhatikan jumlah populasi gulma, apabila sudah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman barulah dilakukan penyiangan sehingga dengan melakukan penyiangan ini diharapkan persaingan untuk mendapatkan unsur hara dan air bisa dikurangi.


3. Penyulaman
                        Penyulaman dilakukan terhadap bibit tanaman yang rusak ataupun mati.
6.Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Untuk melakukan pengendalian terhadap hama dan penyakit biasa dilakukan upaya preventif berupa tindakan – tindakan agronomis. Selanjutnya pengendalian dilakukan sesuai dengan materi praktikum
1.    Hama yang menyerang :Semut menyerang jagung saat penanaman, pengendalian dilakukan dengan memberikan furadan/cureter,dengan cara diadukan atau dicampurkan dengan air,lalu disiram.
2.    Penyakit yang menyerang adalah lemah bulai.
3.    Untuk gulma, pengendalian dilakukan secara mekanis yaitu dengan mencabut dan menyiang tanaman menggunakan tangan dan menggunakan cangkul.
7. Panen dan Pasca Panen
Setelah penanaman dan pemiliharaan tahap akhir yaitu panen,panen yang salah dapat mengakibatkan kehilangan hasil proses panen dan pasca panen yang benar akan mendukung peningkatan produksi peningkatan tersebut baik kualitas maupun kuantitas produksi jagung.penentuan waktu panen sangat penting artinya ada beberapa penting diperhatikan penentuan panen
1.   Penentuana Waktu Panen
Hasil panen jagung tidak semua dipanen jagung tua sampai masak fisiologis,tanaman jagung ada 4 tingkatan masak yaitu
Ø Masak susu
Ø Masak Lunak ( dalam pratikum ini yaitu dengan tingkatan masak lunak)
Ø Masak tua
Ø Masak Kering atau masak mati
Tanaman jagung dipanen sesuai tujuan penanaman yaitu:
Ø Jagung semi ( baby corn ) jagung semi dipanen 45-50 sesudah tanam
Ø Jagung sayur/Jagung Rebus.dipanen 60 hari sesudah tanam. Jagung digunakan untuk sayur atau direbus,bunga betina biji masih lunak
Ø Biji kering jagung dipanen 80-100 hari sesudah tanam,panen dilakukan apabila lapisan biji keras  (black layer)
2.   Cara Panen
Ø tongkol jagung dipatahkan dari pohonnya dengan cara manual atau dengan cara tangan manusia lalu dikumpulkan.

D. Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman
   Tinggi tanaman jagung diukur mulai dari umur 1 minggu hingga berlanjut keminggu selanjutnya hingga waktu panen,waktu panen yang diambil yaitu 5 sampel cara pengukuran mulai dari permukaan tanah sampai keujung tanaman jagung dengan menggunakan meteran.
2. Jumlah Daun
   jumlah daun yang dihitung yaitu daun yang aktif saat panen tanaman jagung
3. Panjang Tongkol
            Panjang tongkol diukur saat waktu panen tanaman jagung dengan menggunakan penggaris atau meteran.
4. Lebar Tongkol
            Lebar tongkol diukur saat tanaman jagung panen,yaitu dengan mengunakan meteran yang luna supa mempermudah pengukuran sekeliling tongkol.
5. Jumlah Baris/Tongkol
            Jumlah baris/tongkol yaitu dengan menghitung jumlah butir jagung perbarisnya.
6. Jumlah Biji/Baris
Jumlah biji/baris yaitu dengan menghitung jumlah biji ditengah-tengah tongkol sampai keliling hingga bertemu titik awal.















IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman ( cm )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Tinggi tanaman ( cm )
Sampel 1
240 cm
Sampel 2
250 cm
Sampel 3
235 cm
Sampel 4
245 cm
Sampel 5
250 cm
Rerata
244 cm

Berdasarkan data pengamatan tinggi tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki 244 cm pertumbuhan tinggi yang baik. Hal ini berarati pertumbuhan vegetatif dari tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan tinggi tanaman jagung.
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah.Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50o LU hingga 0-40o LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata
Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun( Helai )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Jumlah ( Helai )
Sampel 1
10 Helai
Sampel 2
11 Helai
Sampel 3
11 Helai
Sampel 4
10 Helai
Sampel 5
 11 Helai
Rerata
10,6 Helai

Berdasarkan data pengamatan  jumlah  daun  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 10,6 helai. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun. Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.
Jumlah daun berbeda-beda yaitu di antara 8 dan 48 dengan rata-rata 12-18 helai.Jagung berumur genjah pada umumnya berdaun sedikit, sedanagkan yang berumur dalam (panjang) berdaun banyak.Panjang daun pun berbeda-beda antara 30 dan 150 cm sedangkan lebarnya dapat sampai 15 cm.


Tabel 3. Pengamatan Panjang Tongkol ( cm )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Panjang Tongkol ( cm )
Sampel 1
38 cm
Sampel 2
35 cm
Sampel 3
37 cm
Sampel 4
36,5cm
Sampel 5
36,7 cm
Rerata
36,64 cm

Berdasarkan data pengamatan  Panjang Tongkol  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 36,64 cm. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun. Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot.Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah.Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.


Tabel 4. Pengamatan Lebar Tongkol( cm )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Lebar Tongkol ( cm )
Sampel 1
20 cm
Sampel 2
21 cm
Sampel 3
20,5 cm
Sampel 4
21,5cm
Sampel 5
20 cm
Rerata
20,6 cm

Berdasarkan data pengamatan  Lebar Tongkol  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 20,6 cm. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun.
Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp menyatu dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama,
(a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air;
(b) endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan (c) embrio.

Tabel 5. Pengamatan Jumlah Baris/Tongkol( Baris )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Jumlah baris/tongkol  ( Baris )
Sampel 1
34 Baris
Sampel 2
35 Baris
Sampel 3
36 Baris
Sampel 4
32 Baris
Sampel 5
34 Baris
Rerata
34,2 Baris

Berdasarkan data pengamatan  Jumlah Baris/Tongkol  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 34,22 Baris. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun. Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot.Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah.Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap.


Tabel 6. Pengamatan Jumlah Biji/Baris( Biji )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Jumlah Biji/Baris
 ( Biji)
Sampel 1
21 Biji
Sampel 2
20 Biji
Sampel 3
21 Biji
Sampel 4
21 Biji
Sampel 5
20 Biji
Rerata
20,6 Biji

Berdasarkan data pengamatan  Jumlah Biji/Baris  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 220,6 Biji. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun. Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.
Faktor yang mendukung pertumbuhan tanaman yaitu tersedianya unsure hara, dimana tanaman akan tumbuh subur atau tumbuh secara optimal dengan penambahan hara yang dibutuhkan tanaman berada dalam keadaan cukup tersedia dalam tanah. Selain itu, faktor pemupukan juga sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.


Tabel 7. Pengamatan Jumlah Biji/Tongkol ( Biji )
Sampel Tanaman Jagung/Tongkol
Jumlah Biji/Tongkol
 ( Biji)
Sampel 1
714 Biji
Sampel 2
715 Biji
Sampel 3
710 Biji
Sampel 4
713 Biji
Sampel 5
716 Biji
Rerata
713,6  Biji

Berdasarkan data pengamatan  Jumlah Biji/Tongkol  tanaman jagung dapat diketahui bahwa rata – rata tanaman jagung pada praktikum ini memiliki pertumbuhan vegetatif yang baik yaitu 713,6 Biji. Hal ini berarati tanaman jagung maksimal, dikarenakan tindakan agronomi yang sesuai dan terpenuhnya kebutuhan hara makro dan mikro. Jumlah pupuk dan waktu pemupukan yang tepat memberikan pengaruh yang positif terhadap pertambahan jumlah daun. Selain itu hal ini juga disebabkan pengaruh faktor lingkungan seperti curah hujan dan intensitas cahaya yang baik selama praktikum.


 


V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberian pupuk akan sangat membantu ketersediaan hara baik itu unsur hara makro maupun mikro bagi tanaman tetapi harus tepat dosis dan juga tepat waktu pemberiannya serta dengan adanya tindakan preventif untuk pengendalian OPT, maka serangan OPT dapat diminimalisir sehingga menghasilkan produksi yang baik dan tinggi tongkol jagung juga bisa besar.
1.Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman.
2.Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
3.Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. 4.      Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif.
B.  Saran
Diharapkan pada praktikum selanjutnya para pembimbing lebih memberikan informasi yang tepat dan jelas tentang budidaya tanaman padi dan jagung agar hasil praktikum maksimum.dan dianjurkan menggunakan pupuk NPK sesuai dengan dosis yang dianjurkan sehingga untuk produksi tanaman jagung ini akan semakin bagus/baik dan produksinya juga tinggi,dilihat dari panjang tongkol sampai jumlah keseluruhan biji tanaman jagun tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1993.Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Jakarta.
Aditya, Agus. 2009. Pengaruh Pupuk Urea. Di akses pada tanggal 28 Januari 2012.
Anonimius. 1983. Pedoman Bercocok Tanaman Padi, Palawija, dan Sayur – Sayuran.
Departemen Pertanian Satuan Pengendali Bimas. Jakarta________. 2008. Jagung Manis. www.wikipidia.co.id

Gardner, F.P., R.B. Pearce and R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, Alih Bahasa Herawati Susilo). UI Press, Jakarta.

Hakim, N. 1896.Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lampung, Lampung.
Harry, Dwi. 2010. Asal Usul Tanaman Jagung. Di akses pada tanggal 28 Januari 2012.
Jugenheimer, R. W. 1958. Hybrid Maize Breedeng and Seed Production. FAO, Rome.
Poerwowidodo. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Rismunandar. 1993. Hama Tanaman Pangan Dan Pembasmiannya. Sinar Baru Algensindo : Bandung

Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. World Vegetables :Principles, Production and Nutritive Values (Sayuran Dunia I, Prinsip , Produksi dan Gizi, alih bahasa oleh C. Horison). Institut Teknologi bandung, Bandung.

Setyono, A dan Suparyono. 1993. Padi. Penebar swadaya Jakarta.
Sprague, G.F. 1977. Corn and Corn Improvement. American Society of Agronomy, Inc. USA.

Suminarti, E. N. 2000. Pengaruh jarak tanam dan defoliasi daun terhadap hasil tanaman jagung Zea mays varietas Bisma. Habitat 11:110-117.



LAMPIRAN
Lampiran I. Jadwal Pratikum

Hari /  tanggal / Tahun

Kegiatan
13 maret 2014
Pengolahan lahan
28 maret 2014
Tanam jagung
04april 2014
Penyisipan jagung
18april 2014
Pemupukan NPK 1
25 april 2014
Pembersihan gulma
02 mei 2014
Pembubunan lahan
09mei 2014
Pembersihan gulma
16mei 2014
Pemberian pupuk NPK ke 2
23 mei 2014
Perbaikan jagung yang tumbang
30 mei 2014
Pengecekan lahan
07 juni 2014
Panen dan Pasca panen







Lampiran II. Dokumentasi
    
Pengolahan Lahan                   Umur jagung 1 minggu           Umur jagung 2 minggu 
  
Umur jagung 3 minggu           umur jagung 4 minggu            umur jagung 5 minggu
    
Umur jagung 6 minggu               bunga jantan                        jagung proses berbuah
         Pembumbunan                                     penyakit bulai                           penyakit kring
        
            Cara panen                              hasil panen dari 35 benih hasil 30 tongkol
        
Hasil yang luar biasa               hasil yang bagus                      produksi tinggi

 



AGRONOMI TANAMAN MAKANAN I
BUDIDAYA TANAMAN PADI (oryzasativa)


OLEH :

FIRMAN SYAH
114210020


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjinMbO0vTpHVhfDmXleElWa2RJJRNmAbostYOh-6wAFDEnt40w9OjpZcs_ZKM5IacG1XoDjBBdsYgNViMMKaTRHXFbDS2nbCthdamIEoz1SX1A-oKMDHYq8CHW47bEkn3N1Cdl3MIHiKjt/s1600/225px-Universitas_Islam_Riau.png



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2014

AGRONOMI TANAMAN MAKANAN I
BUDIDAYA TANAMAN PADI (oryza sativa)


OLEH :

NAMA                                   : FIRMAN SYAH
NPM                                       : 124110193
PROGRAM STUDI             : AGROTEKNOLOGI       

MENYETUJUI



Dosen Pengasuh                                                        Asisten Dosen



        ( Ir..H.Gultom,MP )                                             (  Nur Samsul Setiawan,SP )


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan atas kahadirat sang khaliq, Allah SWT atas limpahan rahmat dan ridho – Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan praktikum Dasar-Dasar Agronomi Tanaman Makanan, tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan terimakasih pada Ir. Hercules Gultom,MP selaku dosen pengasuh dan Kakanda Nur samsul,SP selaku asisesten dosen yang telah memberikan bantuan, arahan, dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan dan penulisan laporan pratikum ini, dan tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak termasuk Fakultas Pertanian yang telah menyediakan sarana dan prasarana serta teman-teman  yang ikut membantu  penulisan laporan pratikum ini.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan pratikum ini. Tapi mungkin terdapat beberapa kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan laporan pratikum ini. 

                                                                                                Pekanbaru,18 Juni 2014

                                                                                    Penulis,





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ iv
I.       PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Tujuan Pratikum............................................................................................. 2
II.    TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 3
III. BAHAN DAN METODA.................................................................................. 8
A.    Waktu dan Tempat........................................................................................ 8
B.     Alat dan Bahan.............................................................................................. 8
C.     Pelaksanaa...................................................................................................... 8
D.    Parameter....................................................................................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................... 12
V.       PENUTUP......................................................................................................... 15
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 15
B.     Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17
LAMPIRAN.............................................................................................................. 18
.................


DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                              Halaman
1. Tinggi Tanaman ..................................................................................................... 12
2. Jumlah Daun ......................................................................................................... 12
3. Jumlah Anakan ...................................................................................................... 13
4. Jumlah bulir/tanaman............................................................................................. 13
5. Panjang Malai ........................................................................................................ 14
6. Panjang Daun ........................................................................................................ 14
















DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                       Halaman
I. Jadwal Pratikum..................................................................................................... 17
II. Dokumentasi......................................................................................................... 18











PRAKTIKUM  II
PADI ( Oryza sativa L. )
I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Padi ( Oryza sativa, L ) merupakan tanaman pangan penting di Indonesia, karna beras merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah di olah, mudah di sajikan, enak, lagi pula nilai energi yang terkandung di dalamnya cukup tinggi, sehingga berpengaruh besar terhadap aktivitas tubuh atau kesehatan. Berdasarkan hal ini dapat di lihat besarnya kebutuhan dan konsumsi beras, maka perlu perhatian yang serius di dalam penanganan dan peningkatan produksinya agar dapat menjamin terpenuhinya sumber bahan pangan tersebut.
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Beras merupakan sumber utama kalori dan protein, serta menyediakan sekitar 20 % total kalori pangan bagi penduduk dunia, terutama penduduk Asia, termasuk Indonesia. Sekitar 1.750 juta jiwa dari sekitar tiga miliar penduduk Asia, termasuk 200 juta penduduk Indonesia menggantungkan kebutuhan kalorinya dari beras.
Mengingat besarnya ketergantungan terhadap beras, maka perlu adanya usaha peningkatan produksi padi. Usaha - usaha yang dilakukan dapat berupa intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi yang dilakukan secara terpadu, serasi dan merata dengan tetap melestarikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup untuk mencapai pertanian yang tangguh. Selain itu juga  pembelajaran cara budidaya padi juga perlu dipraktekan disekolah dan perguruan tinggi yang berorientasi pertanian. Dengan begitu siswa dan mahasiswa akan memiliki sedikit pengetahuan dan keterampilan tentang budidaya tanaman padi.
Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan oksigen ke bagian akar.
B. Tujuan praktikum
1. Untuk mengetahui cara bercocok tanam padi yang baik dan benar.
2. Supaya mengetahui faktor-faktor apa saja dan bagaimana faktor-fktor tersebut mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, baik itu faktor luar maupun faktor dari dalam tanaman itu sendiri.
3. Untuk mengetahui perkembangan pertumbuhan vegetatif padi
4. Salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Agronomi Tanaman Makanan 1






II. TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan padi (Oryza sativa L) termasuk golongan tumbuhan Gramineae, yang mana ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman tanamannya anak beranak. Bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat dekat, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas tunas baru (Siregar, 1981).
Padi merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi disebut juga makanan energi (AAK, 1990).
Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010).
Pengelolaan tanaman terpadu adalah pendekatan dalam budidaya tanaman dan berperan penting dalam meningkatkan produksi padi dalam beberapa tahun terakhir. Keberhasilan program P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional) yang diimplementasikan sejak tahun 2007 tentu tidak dapat dipisahkan dari pengembangan PTT padi sawah. Untuk mempertahankan swasembada beras yang telah berhasil diraih kembali pada tahun 2008, inovasi teknologi ini terus dikembangkan oleh Departemen Pertanian (Firdaus, 2008).
Dalam hal penyuluhan pertanian, kita lihat bermula dari usaha mengajak dan membimbing para petani untuk melaksanakan cara cara modern dalam bercocok tanam. Melalui penyuluhan pertanian diusahakan agar para petani memahami, tertarik dan menerapkan cara cara baru dalam bertani. Sedangkan penyuluh sanitasi sebagai contoh yang lain, bermaksud agar mayarakat menjadi prinsip prinsip sanitasi sebagian dari perilaku hidup mereka sehari hari. Begitu juga dengan penyuluhan penyuluhan yang lainnya (Nasution, 1990).
Dapat kita lihat bersama bahwa penyuluh jelas tidak dapat memecahkan masalah semua yang dihadapi petani. Pengetahuan dan wawasan yang memadai hanya digunakan untuk memecahkan sebagian dari masalah yang dikemukakan. Ini pun jika agen penyuluhan sendiri memiliki pengetahuan serta wawasan yang dibutuhkan atau bersama sama dengan petani mengupayakan. Fungsi sosial lain, seperti penelitian ilmiah dapat membantu memecahkan persoalan sosial, misalnya dengan mengembangkan metode untuk meningkatkan hasil panen (Van dan Hawkins, 1999).
Peran penyuluh hanya dibatasi pada kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi petani melalui metoda dan teknik tertentu sampai mereka itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan, selain itu penyuluh juga mampu menjadi jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakatnya baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan kebijakan yang harus diterima dan dilaksanakan oleh masyarakat sasaran maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah atau lembaga penyuluhan yang bersangkutan (Mardikanto, 2009).
Proses adopsi merupakan perubahan kelakuan yang terjadi dalam diri petani malalui penyuluhan biasanya berjalan lambat. Hal ini disebabkan karena dalam penyuluhan hal hal yang disampaikan sebelum dapat diterima dan di adopsi, memerlukan keyakinan dalam diri petani bahwa hal hal baru ini akan berguna. Bila dalam diri petani telah timbul keyakinan akan manfaat dari teknologi baru sehingga petani mau melaksanakannya (Suhardiyono, 1992).
Disamping itu, perlu juga diperhatikan dan diperhitungkan akibat yang ditimbulkan oleh cuaca, ketersediaan air dan lainnya. Karena faktor tersebut akan berdampak pada teknologi yang diterapkan dan sudah pasti berpengaruh terhadap hasil yang akan diterima (Daniel, 2002).
Evaluasi sebagai suatu proses pengambilan keputusan melalui kegiatan yang membanding bandingkan hasil pengamatan suatu objek atau evaluasi sebagai kegiatan sistematis yang dimaksudkan untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap suatu objek berdasarkan pedoman yang meliputi pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta, pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan serta pengambilan keputusan atau nilai (Mardikanto, 2009). Krisis pangan juga terjadi akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan dan perumahan yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Badan Ketahanan Pangan Nasional menyatakan konversi lahan pertanian di lndonesia pada 2009 luasnya mencapai 110 ribu hektare per tahun yang digunakan untuk kegiatan lain. Tekanan alih fungsi lahan sawah beririgasi semakin meningkat dari tahun ke tahun, dimana tekanan tersebut dipicu adanya kebutuhan untuk berbagai peruntukan yang lebih bernilai ekonomis. Secara nasional, dari data diperkirakan laju konversi lahan sawah beririgasi untuk telah mencapai 40.000 ha pertahun. Konversi ini sebagian besar terjadi di Jawa. Bila produksi gabah kering giling (GKG) rata-rata 6 tonlhalsekali panen dan dalam satu tahun tanam padi dua kali, maka produksi GKG nasional menyusut 4.840.000 ton per tahun. Suatu angka yang cukup signifikan. Di sisi lain, laju pencetakan sawah baru sangat kecil bahkan tidak ada. Kendala utama dalam melakukan pencetakan sawah baru selian mahal juga terhambat oleh proses lambatnya sertifikasi dan pemetaan lahan (Edward, 2012).
SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya (Jenal, 2010).
Tekanan sistem produksi padi semakin lama semakin berat dan komplek sehingga memerlukan terobosan spektakuler non konvensional untuk mempertahankan kapasitas sistem produksi padi nasional sampai dengan tahun 2020. Konsep IP Padi 400 ditujukan untuk optimalisasi ruang dan waktu, sehingga indeks pertanaman dapat dimaksimalkan. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengintegrasikan dan mensinergikan antara bioteknologi dan hibridisasi konvensional yang didukung oleh sistem perbenihan yang handal. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan benih padi ultra genjah (< 90 hari) sebagai instrumen utama yang didukung efisiensi waktu tanam dan panen. Saat ini telah tersedia padi umur sangat genjah (90-104 hari) seperti varietas Dodokan, Silugonggo dan Inpari 1. Untuk menghasilkan produksi yang optimal, maka faktor-faktor yang menghambat produktifitas harus dipahami dan diupayakan solusinya secara baik dan benar. Berdasarkan pengalaman maka tantangan pada Pola Tanam IP - 400 di pertanaman padi khususnya pada lokasi lahan praktek yang perlu dipertimbangkan adalah benih unggul yang sudah diujicoba daya kecambahnya oleh para widyaiswara dan tim Teknis Balai bekerjasama dengan Balai Benih Padi Maros, dan pengendalian hama dan penyakit serta gulma (Purwono, 2007)
Salah satu kendala produksi padi dan lingkungan adalah kehilangan unsur-unsur makro yang dibutuhkan tanaman, seperti unsur N dan K, sehingga tanaman tidak mampu memberikan hasil produksi yang optimal karena pertumbuhannya kurang baik Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan produksi padi, salah satunya adalah dengan intensifikasi pertanian. Pada mulanya usaha intensifikasi pertanian banyak menggunakan bahan kimia buatan yaitu pupuk anorganik berupa urea dan KCl. Pupuk urea banyak digunakan karena mengandung kadar N murni sebesar 46 % dan pupuk KCl mengandung kadar K sebesar 60-63 %. Namun pada penggunaan yang berlebihan pupuk anorganik dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesuburan tanaman dan lingkungan, mengurangi kandungan bahan organik tanah, perubahan sifat kimia dan kimia tanah serta membengkaknya biaya produksi. Penggunaan kompos azolla tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk anorganik sangat berperan meningkatkan
III. BAHAN DAN METODE
A.  Tempat dan waktu
Praktikum ini di laksanakan diKebun Percobaan tepatnya di siding net Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km 11, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota madya Pekanbaru. Waktu praktikum di laksanakan di mulai dari tanggal 9 Maret 2011 sampai 28 Mei 2011.
B.  Bahan dan Alat
Bahan – bahan yang di gunakan dalam pelaksanaan paraktikum ini adalah sebagai berikut : Benihpadi,Tanah ,Pupuk NPK, urea, KCLSedangkan alat – alat yang di gunakan adalah sebagai berikut :  Meteran,Alat tulis,Kamera,Ember,Cangkul,Parang.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan Lahan
Sebelum dilaksanakannya praktikum,siding net sebagai tempat melaksanakan praktikum harus di bersihkan sehingga siding netsiap di pakai untuk pelaksanaan praktikum.
2. Persiapan media tanam
a. Penyiapan media tanam
Sebagai media tanam dijadikan ember berisikan tanah yang telah dilumpurkan (pudling). Dalam membuat media digunakan ember yang berdiameter 10cm , yang kemudian diisi dengan tanah dan di campur dengan air kemudian di lakukan pelumpuran atau pudling, yang bertujuan: 
·   Memperkecil hilangnya air dalam tanah
·   Mempermudah peresapan akar dari pada benih Setelah tanah di lumpuri, maka didiamkan selama 2 minggu dan di berikan pupuk dasar yaitu NPK.
b. Penyiapan media semai Pratikum menggunakan bibit yang telah disipkan.
3. Pemberian Pupuk
Pemberian pupuk NPK di berikan 2 kali, pemberian pertama pada awal tanam dan kedua pada umur 3 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk dengan cara melingkar dengan jarak 5 cm dari pangkal batang.
4. Penanaman
Bibit dipindahkan tepat setelah bibit mempunyai 2 helai daun atau           umur 9 hari dari awal persemaian. Bibit yang akan ditanam dipilih yang pertumbuhannya baik, jumlah bibit yang di tanam adalah 1 bibit padi. Penanaman dilakukan dengan membenamkan bibit menggunakan tangan sedalam 5 cm. 
5. Pemeliharaan
a. Pemberian air
Air di berikan untuk menjaga agar tanah tetap lembab ( kondisi macak – macak ). Penyiraman air dilakukan hanya satu kali sehari atau 2 kali sehari.
b. Penyiangan
Penyiangan akan dilakukan dengan memperhatikan jumlah populasi gulma, apabila sudah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman barulah dilakukan penyiangan. Tapi karna sawah mini ini dilakukan dalam ember maka tidak ada gulma yang mengganggu tanaman padi.


c. Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap bibit tanaman yang rusak ataupun mati. Bibit untuk penyulaman diambil dari tanaman yang telah disiapkan sebelumnya. Penyulaman dilakukan paling lambat 2 minggu setelah waktu tanam.
d. Pengendalian Hama dan Penyakit
Usaha pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara preventif, yaitu dengan pemberian pupuk dan penanamannya yang berada di dalam rumah kaca..
6. Panen
Tanaman padi dapat dipanen apabila telah memenuhi kriteria antara lain 90 % daun bendera dan bulir padi telah menguning. Pemanenan dilakukan dengan memotong rumpun tanaman padi menggunakan sabit. Selanjutnya dilakukan perontokan butir gabah dari malai dengan cara menghempaskan kekayu. Setelah itu gabah di kumpulkan untuk dilakukan pengamatan.
D. Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman ( cm )
Pengamatan terhadap tinggi tanaman di lakukan pada saat tanaman padi berumur 2 minggu hingga tanaman padi berbunga. Tinggi tanaman di ukur dari bagian pangkal sampai ujung tanaman padi.
2. Jumlah Daun ( helai )
Pengamatan terhadap jumlah daun tanaman padi di lakukan pada saat tanaman padi berumur 2 minggu.


3. Jumlah Anakan ( batang )
Pengamatan terhadap jumlah anakan di lakukan pada saat tanaman padi berumur 2 minggu hingga tanaman padi berbunga. Hitung berapa yang produktif dan berapa yang tidak produktif.
4. Jumlah bulir/tanaman
Pengamatan terhadap jumlah bulir/tanaman dilakukan pada saat tanaman padi sudah mengeluarkan bulir yang produktif.
5. Panjang Malai
Pengamatan terhadap panjang malai dilakukan pada saat tanaman padi sudah mulai mengeluarkan malainya,dan pada saat tanaman padi sudah mempunyai bilir.
6. panjang daun
Pengamatan terhadap panjang daun dilakukan pada saat tanaman padi sudah mulai mulai mengeluarkan bulir.
7.Panjang Daun Bendera
Pengamatan terhadap panjang daun bendera dilakukan pada saat tanaman padi sudah mulai daun benderanya sudah muncul.







IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Tinggi Tanaman ( cm )
Tangal pengamatan
Sampel
Tinggi Tanaman
11 juni 2014
Sampel 1
90 cm
11 juni 2014
Sampel 2
93 cm
11 juni 2014
Sampel 3
92 cm
11 juni 2014
Sampel 4
90 cm












Rerata
-
91,25 cm

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata p tinggi tanaman padi hampir merata,dan rerata tanaman padi 91,25 cm .ini dikarnakan pemupukan yang berimbang perawatan yang baik.
Tabel 2. Jumlah Daun ( Helai )
Tangal pengamatan
Sampel
Jumlah daun ( helai )
11 juni 2014
Sampel 1
60 helai
11 juni 2014
Sampel 2
75 helai
11 juni 2014
Sampel 3
68 helai
11 juni 2014
Sampel 4
73 helai









Rerata
-
69 helai

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata pertambahan jumlah daun tanaman padi kurang baik karena tidak sesuai dengan apa yang ditargetkan.dan rerata yang diperoleh tanaman padi ini pun kurang baik hanya 69 helai.
Tabel 3. Jumlah Anakan ( batang )  
Tangal pengamatan
Anakan
Jumlah Anakan ( batang )
11 juni 2014
Produktif
12 Batang
11 juni 2014
Non Produktif
10 Batang

Jumlah anakan yang produktif (menghasilkan malai) ada 12 anakan dan yang tidak produktif ada 10 anakan.ini sangat tidak baik untuk tanaman padi,biasanya malai yang lebih produktif itu 45 anakan.
Tabel 4. Jumlah bulir/tanaman
Tangal pengamatan
Sampel
Jumlah bulir/tanaman
11 juni 2014
Sampel 1
98 bulir
11 juni 2014
Sampel 2
110 bulir
11 juni 2014
Sampel 3
105 bulir
11 juni 2014
Sampel 4
106 bulir









Rerata
-
104,75 bulir

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata Jumlah bulir/tanaman tanaman padi 104,75. Ini cukup baik dikarnakan pemupukan yang intensif dan perawatan yang bisa dikatakan baik juga.

Tabel 5. Panjang Malai ( cm )
Tangal pengamatan
Sampel
Jumlah bulir/tanaman
11 juni 2014
Sampel 1
20 cm
11 juni 2014
Sampel 2
21 cm
11 juni 2014
Sampel 3
21 cm
11 juni 2014
Sampel 4
19 cm



Rerata
-
20,25 cm

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata Panjang Malai tanaman padi 20,25 cm. Ini cukup baik dikarnakan pemupukan yang intensif dan perawatan yang bisa dikatakan baik juga.
Tabel 6. Panjang Daun ( cm )
Tangal pengamatan
Sampel
Panjang Daun ( cm )
11 juni 2014
Sampel 1
47 cm
11 juni 2014
Sampel 2
43 cm
11 juni 2014
Sampel 3
45 cm
11 juni 2014
Sampel 4
45 cm



Rerata
-
45 cm

Berdasarkan tabel pengamatan dapat diketahui bahwa rata-rata Panjang Daun tanaman padi mencapai 45 cm . Ini cukup baik dikarnakan pemupukan yang intensif dan perawatan yang bisa dikatakan baik juga.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan serangkaian praktikum dan pengamatan selama melaksanakan praktikum agronomi tanaman makanan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Dalam budidaya tanaman padi, tanah yang digunakan sebagai media harus dilakukan pelumpuran supaya tanah tersebut mudah menyerap air dan mudah ditembus oleh akar tanaman.
2. Penyiraman juga perlu diperhatikan dan jangan sampai media kering karena dapat menghambat atau mengurangi jumlah anakan.
3. Pemupukan juga sangat berperan dalam pembentukan malai,anakan,batang daun,akar serta hasil yang nantinya bisa berproduksi tinggi.
B. Saran
1. Penulis mengharapkan agar pada praktikum selanjutnya ada koordinasi antara dosen, asisten dan mahasiswa yang lebih baik lagi.
2. Penulis harapkan agar siding net tersebut dapat di ganti yang baru karena sangat berpengaruh terhadap tanaman yang ada di dalam nya karna hama bisa masuk leweat siding net yang rusak.
3. Penulis mengharapkan agar pada praktikum selanjutnya disediakan buku panduan atau/en out supaya mempermudah dalam pengamatan budidaya tanaman padi


DAFTAR PUSTAKA
Anna, H. 2006. Pemberian Kompos Azolla Dan Kombinasi Pupuk Urea Dengan Kcl Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas Ciherang. Jurnal Penelitian Sistem Budidaya Padi Vol:3 No:1-3.

Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat. 1982. Petunjuk Perlakuan Pasca Panen Tanaman Padi. )

Edward, S. 2012. Budidaya Pad1 Dl Dalam Polibeg Dengan Irlgasl Bertekanan Untlik Antisipasi Pesatnya Perubahan Fungsi Lahan Sawah. Jurnal Teknotan Vol.6 No.1.

Jenal, M. 2010. Budidaya Dan Keunggulan Padi Organik Metode SRI (System of Rice Intensification).Journal Inovasi Produksi Pertanian Indonesia: Vol 2; 1-4.

Karwan, AS. 2008. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Tiga Serangkai: Jakarta.
Kasniari, D.N. 2007. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Pupuk (N, P, K ) dan Jenis Pupuk Alternatif terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Kadar N, P, K Inceptisol Selemadeg, Tabanan. Jurnal Agritrop, 26(4):168-176.

Prasetiyo, YT. 2001. Budidaya Padi Sawah TOT (Tanpa Olah Tanah). Tugu Emas: Malang.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.www.gogle.com

Purwono, MS. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya: Bogor.

Sunadi. 2010. The Screening of Fe2+ Tolerant Rice Variety in New Wetland Field by Using Agronomy and Physiology Indices. Jurnal Akta Agrosia Vol 13. No. 1.

Suparyono, Dr & Agus Setyono, Dr. 1994. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tiur, Hermawati. 2009. Keragaan Padi Varietas Indragiri Pada Perbedaan Umur Bibit Dengan Metode SRI (System of Rice Intensification). Jurnal Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jambi: Vol.99.



DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Jadwal Pratikum

Hari /  tanggal / Tahun

Kegiatan
12 maret 2014
Pengolahan tanah/dalam ember
29 maret 2014
penanaman
4 april 2014
Pemupukan urea 1
18 mei 2014
Perawatan tanaman padi
25 mei 2014
Perawatan tanaman padi
2 mei 2014
Pemupukan urea 2
9  mei 2014
Perawatan tanaman padi
16 mei 2014
Perawatan tanaman padi
23 mei 2014
Penyemprotan Dithe-45
9  mei 2014
Perawatan tanaman padi
6 mei 2014
Pengamatan tanaman padi
13 mei 2014
Penutup pratikum ATM 1





Lampiran II. Dokumentasi
    
Pengambilan media                   Puddling ( pelumpuran )       Suasana Pratikum Padi
  
Persemaian Tan.padi                    Alat Tan.Padi                     Nurhadi dan Firman

    
Tanaman Padi Umur 8 minggu pengecekan tan,padi           penanaman/persemaian

    
      Daun Bendera               Malai yang sudah punya bulir     Bulir yang sudah ada
 
Pemasukan media dlm ember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar