I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Terbentuknya individu hasil
perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya
merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet betina.
Keturunan hasil suatu perkawinan atau persilangan tidak dapat dipastikan begitu
saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan
itu, peranan teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika. Untuk mengevaluasi suatu hipotesis
genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi – deviasi dari nilai –
nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang
terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan
jumlah peubah (derajat bebas).
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai acam kombinasi. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. .Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.
Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, berkumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai acam kombinasi. Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. .Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis.
Dengan cara ini seorang ahli
genetika dapat menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu. Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal
dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa
Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari
daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias.
Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan
sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam
masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar
negeri masuk ke wilayah Indonesia.
Sosok tanaman bayam
sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal
berserat dan sukulen pada beberapa jenis mempunyai duri. Daunnya bisa tebal
atau tipis, besar atau kecil, berwarna hijau atau ungu kemerahan (pada jenis
bayam merah). Bunganya berbentuk pecut, muncul di pucuk tanaman atau pada
ketiak daunnya. Bijinya berukuran sangat kecil berwarna hitam atau cokelat dan
mengkilap (Bandini,Y., 2001). Bayam adalah dari tumbuhan
keluarga Amaranthacea. Nama saintifiknya adalah Amaranthus gangeticus.
Nama Inggerisnya adalah Red Spinach. Ia adalah pokok berbunga tahunan
yang mempunyai bunga hijau gelap. Ia mampu tumbuh setinggi 2-3 kaki tinggi.
B. TUJUAN
1. Dapat
mengetahui bagaimana cara persilangan antara tanaman bayam merah dengan tanaman
bayam hijau
2. Mahasiswa
dapat mempraktikkan tentang persilangan pada tanaman bayam
3. Dapat
memahami bagaiman cara budidaya bayam merah dan bayam hijau
4. Melatih
mahasiswa dalam pelaksanan praktikum genetika sehingga mahasiswa dapat
melaksanakan praktikum dengan baik kedepanya
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Teori kemungkinan merupakan dasar
untuk menetukan nisbah yang diharapkan dari teori – teori persilangan genotip
yang berbeda. Penggunaan teori 9n memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan
diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. (LV Crowder, 1988) Dibandingkan
dengan individu, populasi merupakan unit studi yang lebih sesuai untuk
mempelajari proses perhitungan variasi morfologfi dan frekuensi gen.
Keterikatan genetika pada proses evolusi sangat diperlukan untuk
mempertimbangkan frekuensi alel pada populasi. Hal tersebut menjadi latar
belakang munculnya disiplin ilmu genetika populasi. (Pay, C. Anna. 1987). Dalam ilmu genetika teori
kemungkinan ikut berperan penting, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari
induk/orang tua/parental ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon,
bekumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai
macam kombinasi. Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu
uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan
menjadi probabilitas dan ketidaksaman demikian yang terjadi oleh peluang. Uji
ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajad bebas). Uji
ini dikennal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Metode
ci square adalah cara yang dapat kita pakai untuk mendapatkan data percobaan
yang diperoleh dari persilangan – persilangan dengan hasil yang diharapkan
berdasarkan hipotesis secara teoritis.
Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemugkinan
untuk menguji hipotesis itu. (LV Crowder, 1988).
Sosok
tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang tumbuh tegak,
batangnya tebal berserat dan sukulen pada beberapa jenis mempunyai duri.
Daunnya bisa tebal atau tipis, besar atau kecil, berwarna hijau atau ungu
kemerahan (pada jenis bayam merah). Bunganya berbentuk pecut, muncul di pucuk
tanaman atau pada ketiak daunnya. Bijinya berukuran sangat kecil berwarna hitam
atau cokelat dan mengkilap (Bandini,Y., 2001).
Vitamin
C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat asam dan
sifat pereduksi yang kuat. Vitamin C yang mempunyai rumus empiris C6H8O6 dalam
bentuk murni merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan mencair
pada suhu 190-1920C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam
(Andarwulan,N., 1992).
Japan
Food Standarization Ingredients List menyatakan bahwa dewasa ini
makanan-makanan alami kehilangan banyak zat gizi karena faktor lingkungan,
kerusakan tanah dan pengolahan dengan zat tambahan seperti pupuk anorganik, zat
perangsang tanah dan lain sebagainya. Pengurangan nilai gizi yang drastis
khususnya vitamin C pada bayam telah diamati dari tahun ke tahun dan dapat
disimpulkan bahwa penurunan kadar vitamin C cukup signifikan sebab pada tahun
1950 : 150 mg, tahun 1963 : 100 mg, tahun 1982 : 63 mg dan pada tahun 1994
menjadi 13 mg, masing-masing per 100 gram bahan, hal ini diduga akibat
perubahan global dimana suhu udara semakin naik sehingga penguapan pada daun
bayam yang bentuknya tipis semakin tinggi, sedangkan air merupakan bahan baku
untuk proses fotosintesa serta merupakan media reaksi yang paling bagus
(Packer,L., 2006).
III. BAHAN DAN METODE
A. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
praktikum ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Islam Riau, Jalan Kaharudin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan
Bukit Raya Kota Pekanbaru.
B. Alat Dan Bahan Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Benih, pupuk npk, pupuk KCL, pupuk
TSP . Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Cangkul,
meteran, plat perlakuan, paku, garpu, kayu ( patok ), ember, gembor, tali
rafia, kamera dan lain-lain.
C. Pelaksanaan Praktikum
1. Persiapan
Lahan Lahan
praktikum yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu dari gulma atau
rumput menggunakan parang/cangkul. Kemudian dicangkul untuk membentuk bedengan/
plot dengan ukuran 1 m x 1 m dengan ketinggian 30 cm dan jarak antar
plot/bedengan
2. Penanaman
Penanaman
benih bayam 2 minggu setelah pengolahan lahan dilakukan dengan dibuat 2 lubang
yang panjang yang saling sejajar, kemudian benih dicampur dengan pasir lalu
ditanam. Penanaman dengan cara disebar.
3. Perawatan
a) Pemupukan
Pemupukan
yang diberikan adalah pupuk NPK, Urea,
KCL, dan TSP, dilakukan satu kali selama praktikum. Pemupukan dilakukan 2
minggu setelah tanam dengan pemberian per lubang tanam
b) Penyiraman
Penyiraman
dilakukan dengan menggunakan gembor yang diaplikasikan satu kali sehari
c) Penanggulangan
OPT
Pengendalian
organisme pengganggu tanaman ( OPT ) melalui penyiangan gulma
4. Parameter Praktikum
1. Tinggi
Tanaman ( cm )
Dilakukan
setelah tanaman bayam sudah tumbuh dewasa, masing-masing tanaman bayam diambil
sebagai sampel setiap tanaman diambil 3 sampel, tanaman diukur dari dasar tanah
sampai tinggi tanaman. Dilakukan pengukuran seminggu sekali.
2. Jumlah
Bunga ( helai )
Masing-masing
bayam yang telah dijadikan sampel dihitung bunganya yang sudah tumbuh.
Penghitungan bunga bayam ini dilakukan 1 kali dalam praktikum genetika tanaman.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Dan Umur
Bunga Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksanakan dilapangan bahwa, persilangan tanaman bayam
merah dan hijau telah mengalami pertumbuhan yang serentak tetapi pada saat umur
2 minggu tanaman tersebut mengalami pertumbuhan tinggi yang tidak sama dan
tanaman tersebut mengalami pertumbuhan munculnya bunga pada bayam merah dan
bayam hijau yang tidak serentak disebabkan karena faktor luar dan faktor dalam.
Contoh faktor luar yaitu cahaya matahari, suhu, kelembapan udara, temperatur,
sedangkan faktor dalam yaitu tanaman terserang hama penyakit, perawatan ( opt )
yang terjadi perebutan unsur hara tanaman sehingga tanaman tersebut mengalami
pertumbuhan yang berbeda-beda.
1. Tinggi Tanaman ( cm ).
Data
hasil pengamatan tinggi tanaman bayam merah dan bayam hijau dapat dilihat pada
tabel 1 dibawah ini.
Jenis Tanaman
|
Sampel
|
Minggu Ke-1
|
Minggu Ke- 2
|
Tinggi Tanaman
|
Tinggi Tanaman
|
||
Bayam Merah
|
1
|
12 cm
|
29 cm
|
|
2
|
12 cm
|
24 cm
|
|
3
|
13 cm
|
21 cm
|
Bayam Hijau
|
1
|
14 cm
|
35 cm
|
|
2
|
14 cm
|
37 cm
|
|
3
|
15 cm
|
40 cm
|
|
Rerata
|
13,33
|
31
|
Gambar
Tabel-1. Tinggi tanaman.
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan tinggi bayam merah dengan
bayam hijau mengalami perbedaan yang sangat jauh dari minggu ke-2 dengan
penanaman yang bersamaan, bayam hijau lebih cepat mengalami tinggi tanaman,
sedangkan bayam merah lebih lambat mengalami pertumbuhan tinggi tanaman. Hasil
rata-rata tinggi tanaman pada bayam merah adalah 13,33 cm, sedangkan hasil
rata-rata tinggi tanaman bayam merah adalah 31cm. Dengan demikian pemberian
pupuk NPK, UREA, KCL, TSP dapat berpengaruh nyata pertumbuhan tanaman bayam
merah dan bayam hijau.
2. Umur Berbunga ( hari ) Data
pengamatan umur berbunga pada tanaman bayam dapat disajikan dalam bentuk tabel
ke-2 dibawah ini.
Tanaman
|
Sampel
|
Umur Bunga
|
Bayam Merah
|
1
|
36 hari
|
Bayam Hijau
|
2
|
36 hari
|
Rerata
|
36 hari
|
Tabel 2. Umur Berbunga Tanaman Bayam
Berdasarkan Tabel -2 pengamatan diatas
dapat disimpulkan bahwa, waktu umur bunga tanaman bayam merah dan bayam hijau
berbunga pada tanggal 6 Desember 2013. Proses pembungaan pada tanaman bayam
merah dan bayam hijau relatif cepat dakarnakan pemberian pupuk NPK dan Urea
dapat mempengaruhi munculnya bunga pada tanaman bayam.
B. Persilangan Bayam Merah Dengan Bayam
Hijau Tanaman
bayam yang sudah tumbuh dan berbunga dapat dijadikan proses persilangan
gen, penyilangan ini dilakukan pada biji bayam merah dan bayam hijau yang
dimana biji tersebut akan ditemukan atau digabungkan maka akan terjadi proses
persilangan . untuk persilangan yang baik dapat dilaksanakan pada pagi hari
dari jam 08.00-10.00 wib. dan pada sore hari dari jam 16.00-18.00 wib.
Proses Persilangan ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu cara alami dan cara buatan.
1. Secara Alami :
a. biji
bayam merah akan terbawa oleh angin hingga biji tersebut menempel ke tanaman
bayam hijau, lalu biji tersebut akan mengalami proses persilangan gen.
b. Selain
itu dengan kumbang bunga ( madu ), dimana kumbang tersebut akan membawa biji
bayam merah, kumbang mengambil biji atau biji tersebut tertempel dibagian tubuh
kumbang lalu kumbang beralih ke tanaman bayam hijau, biji akan
mengalami proses persilangan gen.
2. Secara Buatan
a.
Bayam merah ditempelkan pada bayam hijau
secara manual kemudian akan terjadi proses persilangan gen.
b.
Dengan cara dikorbankan tanaman bayam merah yang sudah tumbuh biji dikorban
atau dipatahkan salah satu tanaman, kemudian ditempelkan ke bayam hijau.
c.
Melalui benang sari dengan jarum, biji
tersebut diambil pakai jarum dan jangan sampai menyentuh tangan, kemudian biji
yang sudah diambil ditempelkan atau di lekatkan pada tanaman bayam hijau.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
praktikum yang telah dilaksakan dilapangan dapat diambil kesimpulan yaitu untuk
mengaplikasikan pesrsilangan gen maka terlebih dahulu diharapkan melakukan
penanaman, tanaman yang telah dijadikan persilangan yaitu tanaman bayam. Karena
biji tanaman bayam untuk proses persilangan bayam. Persilangan gen merupakan penggabungan sel
satu dengan sel lain yang akan menghasilkan tanaman yang bervariasi. Cara-
cara persilangan gen pada tanaman ada 5 cara dengan 2 pengaplikasian. yang pertama adalah secara alami, dan
didalamnya ada dua cara yaitu secara angin dan secara hewan ( kumbang ). Yang
kedua adalah secara buatan, yaitu dengan pengorbanan tanaman, ditempelkan, dan
mengambil benang sari dengan jarum. Agar
tanaman bayam tumbuh dengan baik maka harus mengetahui atau memahami bagaimana
cara menanam bayam sehingga akan menghasilkan yang maximal. Pertumbuhan bunga
bayam hijau sangat cepat dibandingkan biji bayam merah.
B. SARAN Saran
saya terhadap praktikum dilapangan yaitu agar meningkatkan dan mengetahui lebih
dalam lagi bagaimana cara bertanam bayam, sehingga mendapatkan hasil yang
maximum. Kepada asisten dosen dalam bimbinganya selama praktikum sangat
memuakan, sehingga mahasiswa dapat memahami dengan baik, tetapi alangkah
baiknya memberikan ilmu dan wawasan yang lebih banyak lagi sehingga mahasiswa
memperoleh ilmu yang bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
2008. Tentang Bayam. Available at www.ilmupedia.com (Verified 7
November 2009).
Anwar,
Adiwilaga. 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni: Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran
1. Jadwal Kegiatan
Lampiran
2. Dokumentasi praktikum genetika.



Pengendalian gulma pada tanaman bayam
merah dan bayam hijau



Tanaman bayam merah dan
bayam hijau yang sudah berbunga



Pengukuran
tinggi tanaman bayam merah dan bayam hijau